بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dengan Menyebut Nama
Allah yang maha prngasih lagi maha penyayang
الْحَمْدُ
للهِ رَبِّ العَالمِينَ، قَيُّومِ السَّماوَاتِ وَالأَرَضِينَ، مُدبِّرِ
الخَلائِقِ أَجْمَعِينَ، بَاعِثِ الرُّسُلِ صَلَوَاتُهُ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِم
إلَى الْمُكَلَّفِينَ؛ لِهِدَايَتِهمْ وَبيَانِ شرَائِعِ الدِّينِ، بالدَّلَائلِ
الْقَطْعِيَّةِ وَوَاضِحَاتِ الْبَرَاهِينِ، أَحْمَدُهُ عَلَى جَمِيعِ نِعَمِهِ،
وَأَسْأَلُهُ الْمَزِيدَ مِنْ فَضْلِهِ وَكَرَمِهِ.
Segala puji hanya bagi
Allah SWT Dzat yang merajai seluruh alam, Dzat yang mandiri mengurusi langit
dan bumi, Dzat yang mengatur makhluk seluruhnya, Dzat yang mengutus para rasul
-semoga rahmat Allah dan kesejahteraan dari Nya senantiasa tetap atas mereka-
kepada para mukallaf (baligh & berakal) untuk memberikan mereka petunjuk
dan penjelasan syariat-syariat agama dengan dalik yang pastu dan
seterang-terangnya hujjah petunjuk. Aku memuji Nya atas seouruh
kenikmatan-kenikmatan dari Nya dan Aku meminta pada Nya tambahan rahnat dai
karunia Nya dan kedermawanan Nya
وَأَشْهدُ
أَنْ لَا إلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، الْكَرِيمُ الْغَفَّارُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَحَبِيبُهُ وَخَلِيلُهُ،
أَفْضَلُ المَخْلُوقِينَ، المُكَرَّمُ بالْقرآنِ الْعَزِيزِ الْمُعجِزَةِ
الْمُسْتَمِرَّةِ عَلَى تَعَاقُبِ السِّنِينَ، وَبِالسُّنَنِ الْمُستَنِيرَةِ
لِلْمُسْترشِدِينَ، الْمَخْصُوصُ بجَوَامِعِ الْكَلِمِ وَسَمَاحَةِ الدِّينِ،
صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى سَائرِ النَّبِيِّينَ
وَالْمُرسَلِينَ، وَآلِ كُلٍّ وَسَائِرِ الصَّالِحِينَ.
Aku bersaksi bahwa
sesungguhnya tiada tuhan sebnar-benarnya kecuali Allah SWT Dzat yang tunggal,
Dzat yang maha perkasa, Dzat yang maha dermawan lagi maha pengampun
dan aku bersaksu bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hambanya Allah, utusanNya,
KekasihNya, orang yang disayangiNya, Makhluk paling mulia, yang dimuliakan
dengan diberi Al-Qur'an yang mulia lagi yang menjadi mu'jizat yang
terus-terusan ada diatas silih bergantinya tahun, (dan dimuliakan) dengan
sunnah-sunnah yang menerangi orang yang mencari tuntunan, beliau ialah orang
yang dikhususkan dengan "jawami kalim" dan keluhuran agama semoga
rahmat Allah & kesejahteraan dari Nya senantiasa tetap atas ssluruh para
nabi & rasul, dan seluruh keluarganya dan semua orang-orang shalih.
أَمَّا
بَعْدُ: فَقَدْ رُوِيْنَا عَنْ عَليِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ
مَسْعُودٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَأَبِي الدَّرْدَاءِ، وَابْنِ عُمَرَ، وَابْنِ
عَبَّاسٍ، وَأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ مِنْ طُرُقٍ كَثِيرَاتٍ بِرِوَايَاتٍ مُتنَوِّعَاتٍ:
أَنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ حَفِظَ عَلَى
أُمَّتِي أَرْبَعِينَ حَدِيثًا مِنْ أَمْرِ دِينِهَا بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى
فَقِيهًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي زُمْرَةِ الْفُقَهَاءِ وَالْعُلَمَاءِ»
Adapun setelah muqadimah
(basmalah, hamdalah, syahadat, shalawat & salam) maka sungguh telah
diriwayatkan pada kami (guru-guru kami meriwayatkan kepada kami) dari Ali bin
Abi thalib, Abdullah bin Mas'ud, Mu'az bin Jabal, Abu Darda', ibnu Umar, Ibnu
Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, Abu Sa'id Al-Khudri -semoga Allah meridhoi
mereka- dari banyak jalan dengan riwayat yang beragam bahwa sesungguhnya
Rasullullah SAW bersabda : "barangsiapa dari umatku yang hafal 40 hadis
dari prihal agamanya naka Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam
keadaan mendalam ilmunya didalam kelompok para fuqoha dan ulama".
وَفِي
رِوَايَةٍ: «بَعَثَهُ الله تَعَالى فَقِيهًا عَالِمًا». وَفِي رِوَايَةِ أَبِي
الدَرْدَاءِ : «وَكُنْتُ لَهُ يَوْمَ القِيَامَةِ شَافِعًا وَشهِيدًا». وَفِي
رِوَايَةِ ابْنِ عُمَرَ: «كُتِبَ فِي زُمْرَةِ الْعُلَمَاءِ , وَحُشِرَ فِي
زُمْرَةِ الشُّهَدَاءِ». وَاتَّفَقَ الْحُفَّاظُ عَلَى أَنَّهُ حّدِيثٌ ضَعِيفٌ
وَإِنْ كَثُرَتْ طُرُقُهُ
Dalan suatu riwayat :
"maka Allah akan membangkitkannya dalam keadaan mendalam ilmunya dan
banyak pengetahuannya", dalam riwayat abu darda : "dan Aku (Nabi
Muhammad) menjadi orang yang memberinya syafa'at dan syahid", didalam
riwayat ibnu Umar : "maka ia dicatat dalam golongan oara ulama dan
dikumpulkan dakam kelompok oara syuhada". Para Hafidz (ahli hadis) sepakat
bahwa hadis ini merupakan hadis Dha'of (lemah) walaupun banyak jalan
riwayatnya.
وَقَدْ
صَنَّفَ الْعُلَمَاءُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فِي هَذَا الْبَابِ مَا لَا يُحْصَى
مِنَ الْمُصَنَّفَاتِ، فَأَوَّلُ مَنْ عَلِمْتُهُ صَنَّفَ فِيهِ: عَبْدُ اللَّهِ
بنُ المُبَارَكِ، ثُمَّ مُحَمَّد بْنُ أَسْلَمَ الطُّوسِيُّ الْعَالِمُ
الْرَّبَّانِيُّ، ثُمَّ الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ النَّسَوِيُّ، وَأَبُو بَكْرٍ
الآجُرِّيُّ، وَأَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إبْرَاهِيمَ الأَصْفَهَانِيُّ،
وَالدَّارَقُطْنِيُّ، وَالْحَاكِمُ، وَأَبُو نُعَيْمٍ، وَأَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ
السُّلَمِيُّ، وَأَبُو سَعِيدٍ الْمَالِينِيُّ، وَأَبُو عُثْمَانَ الصَّابُوييُّ،
وَعَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَنْصَارِيُّ، وَأَبُو بَكْرٍ الْبَيْهَقِيُّ،
وَخَلَائِقُ لَا يُحْصَونَ مِنَ الْمُتَقَدِّمِينَ وَالْمُتأَخِّرِينَ
Para Ulama -semoga Allah
meridhai mereka- telah menyusun kitab dalam bab ini (40 hadis) sesuatu
yang tidak dapat terhitung dari karya-karya tulisnya. Orang yang Aku (nawawi)
ketahui sebagai orang yang pertama kali menulis dalam hal ini adalah Abdullah
bin Mubarak, lalu Muhammad bin Aslam At-thusi Al-Alim Ar-rabbani, lalu Hasan bin
Sufyan An-nasawi, dan Abu bakar al -Ajuri, Abu Bakar Muhannad bin Ibrahim
Ak-Ashfahani, Daruquthnni, Al-Hakum, Abu Nu'aim, Abu Abdurrahman As-Sulami, Abu
Sa'id Al-Malini, Abu Usman As-Shabuyi, Abdullah bin Muhammad Al-Anshari,
Abu Bakar Al-Baihaqi, dan mara ulana ciptaan Allah SWT yang tidak terhitung
dari kalangan terdahulu (mutaqadimin) maupun terkini (muta'akhirin).
وَقَدِ
اسْتَخَرْتُ اللَّهَ تَعَالَى فِي جَمْعِ أَرْبَعِينَ حَدِيثًا؛ اقْتِدَاءً
بِهَؤُلَاءِ الأَئِمَّةِ الأَعْلَامِ، وَحُفَّاظِ الإِسْلَامِ، وَقَدِ اتَّفَقَ
العُلَمَاءُ عَلَى جَوَازِ الْعَمَلِ بالْحَدِيثِ الضَّعِيفِ فِي فَضَائِلِ
الأَعْمَالِ وَمَعَ هَذَا فَلَيْسَ اعْتِمَادِي عَلَى هَذَا الْحَدِيثِ، بَلْ
عَلَى قَوْلهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الأَحَادِيثِ الصَّحِيحَةِ:
«لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الغَائِبَ» وَقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ «نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِيَ فَوَعَاهَا, فَأَدَّاهَا
كَمَا سَمِعَهَا»
Sungguh Aku (Nawawi)
telah memohin petunjuk kepada Allah SWT didalam mengunpulkan 40 hadis karena
mengijutu para imam yang terkenal dan para hafidz islam (penjaga islam/ahli
hadis dalam islam) dan ulamapun telah sepakat atas kebolehan mengamalkan hadis
dha'if dalam fadha'ilul a'mal, besertaan dengan hal itu, sandaran utamaku
bukanlah atas hadia dha'if tersebut akan tetapi bersandar atas sabda Nabi
Muhammad SAW pqda hadis-hqdis yang shahih, diqntaranya adalah sabda Rasul :
"Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir", dan
Sabda Rasul : " Allah akan memberikan kesuksesan kepada seseorang yang
telah mendengarkan ucapanku, lalu dia memahaminya, menghafalnya dan
menyampaikannya, karena berapa banyak para pembawa fikih, ada yang lebih faham
lagi darinya".
ثُمَّ
مِنَ الْعُلَمَاءِ مَنْ جَمَعَ الأَرْبَعِين في أُصُولِ الدِّينِ، وَبَعْضُهُمْ
فِي الْفُرُوعِ، وَبَعْضُهُمْ فِي الْجِهَادِ، وَبَعْضُهُمْ فِي الزُّهْدِ،
وَبَعْضُهُمْ فِي الآدَابِ، وَبَعْضُهُمْ فِي الْخُطَبِ، وَكُلُّهَا مَقَاصِدُ
صَالِحَةٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْ قَاصِدِيهَا.
Kemudian, diantara para
ulama yang mengunpulkan 40 hadis ada yang mengumpulkannya dalam tema ushuludin
(aqidah atau keyakinan), sebagian dari mereka mengumpulkannya dalam tema furu'
(masalah fiqih), sebagian lagi mengumpualkan dalam tema juhad, sebgain lagi
dalam tema zuhud, sebagian lagi dalam tema adam, sebagian lagi khutbah, dan
semuanya bermaksud dengan tujuan yang baik semoga Allah meridhai apa yang
mereka maksudkan
وَقَدْ
رَأَيْتُ جَمْعَ أَرْبَعِينَ أَهَمَّ مِنْ هَذَا كُلِّهِ؛ وَهِيَ أَرْبَعُونَ
حَدِيثًا مُشْتَمِلَةً عَلَى جَمِيعِ ذَلِكَ، وَكُلُّ حَدِيثٍ مِنْهَا قَاعِدَةٌ
عَظِيمَةٌ مِنْ قَوَاعِدِ الدِّينِ، وَقَدْ وَصَفَهُ الْعُلَمَاءُ بأَنَّ مَدَارَ
الإِسْلَامِ عَلَيْهِ أَوْ هُوَ نِصْفُ الإِسْلَامِ أَوْ ثُلُثُهُ أَوْ نَحْوُ
ذَلِكَ.
Sungguh aku beroandangan
untuk mengumpulkan 40 hadisbdalam hal yang oaling penting dari pada ini semua,
yaitu 40 hadis yang mencakup seluruh hal diatas dan setiap hadis didalmnya
terdapat kaidah yang besar dari kaidah-kaidah agama islam, dan sungguh para
ulama telah menyebutkan bahwa sesungguhnya ruang lingkup islambitu berada
diatasnya (40 hadis tersebut) atau ia (40 hadis tersebut) merupakan mencakup
setengah bahasan dari ajaran agama islam atau sepertiganya, atau semisal itu.
ثُمَّ
أَلْتَزِمُ فِي هَذَهِ الأَرْبَعِينَ أَنْ تَكُونَ صَحِيحَةً وَمُعْظَمُهَا فِي
"صَحِيحَي الْبُخَارِي وَمُسْلِمٍ" ، وَأَذْكُرُهَا مَحْذُوفَةَ
الأَسَانِيدِ؛ لِيَسْهُلَ حِفْظُهَا وَيَعُمَّ الانْتِفَاعُ بِهَا إِنْ شَاءَ
اللَّهُ تَعَالَى، ثُمَّ أتبِعُهَا بِبَابٍ فِي ضَبْطِ خَفِيِّ
أَلْفَاظِهَا.
Kemudian, aku melazimkan
didalam 40 hadis ini agar ia merupakan hadis yang shahih dan mayoritasnya
termuat didalam kitab "shahih bukhori" dan "shahih muslim",
aku sebutkan 40 hadis tersebut dalam keadaan dibuang sanad-sanadnya agar mudah
menghafalnya dan menyeluruh kemanfaatannya - jika Allah SWT menghendakinya -
kemudian aku ikutkan 40 hadis tersebut dengan suatu Bab dalam batasan
kesamaran lafadznya
وَيَنْبَغِي
لِكُلِّ رَاغِبٍ فِي الآخِرَةِ أَنْ يَعْرِفَ هَذِهِ الأَحَادِيثَ؛ لِمَا
اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ مِنَ الْمُهِمَّاتِ، وَاحْتَوَتْ عَلَيْهِ مِنَ التَّنْبِيهِ
عَلَى جَمِيعِ الطَّاعَاتِ، وَذَلِكَ ظَاهِرٌ لِمَنْ تَدَبَّرَهُ. وَعَلَى
اللهِ اعْتِمَادِي، وَإِلَيْهِ تَفْوِيضِي وَاسْتِنَادِي، وَلَهُ الْحَمْدُ
وَالنِّعْمَةُ، وَبِهِ التَّوْفِيقُ وَالْعِصْمَةُ
Sepantasnya bagi setiao
orang yang mengharapkan Akhirat untuk mengetahui hadis-hadis ini, karena apa
yang terkandung didalamnya termasuk dari hal-hal yang penting dalam agama
islam, dan apa yang termuat didalamnya termasuk dari peringatan atas seluruh
ketaatan, dan hal itu sangat jelas bagi orang yang meresapinya. Hanya pada
Allah lah aku berpegangan, hanya pada-Nya lah aku berserah diri dan bersandar
diri, hanya milik-Nya lah segala puji dan kenikmatan, dan hanya dengan-Nya lah
taufiq (terciptanya ta'at) dan keterjagaan.
١
- عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى.
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ
وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ
يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. [رَوَاهُ إِمَامَا
المُحَدِّثِيْنَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ
إِبْرَاهِيْمَ بْنِ المُغِيْرَةِ بْنِ بَرْدِزْبَهَ البُخَارِيُّ، وَأَبُوْ
الْحُسَيْنِ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ بْنِ مُسْلِمٍ الْقُشَيْرِيُّ
النَّيْسَابُوْرِيُّ، فِي صَحِيْحَيْهِمَا اللَّذَيْنِ هُمَا أَصَحُّ الكُتُبِ
المُصَنَّفَةِ]
Dari Amirul
Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya
mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap
perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)
berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena ingin mendapatkan
keridhaan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan
Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di
dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai
sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad
bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al
Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua
kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
٢
- عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ
عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ
عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ
يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ
إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى
رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد
أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ
وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً
قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ
تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ.
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا
بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ
تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ
رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ
مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ
وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ
دِيْنَكُمْ . [ رواه مسلم ]
Dari Umar
radhiyallahu `anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
shallahu`alaihi wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami
yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan
kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam)
seraya berkata, “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, Maka
bersabdalah Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: “ Islam adalah engkau
bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat,
puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar
“. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “ Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “,
kemudia dia berkata, “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan
aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah
kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka
Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang hari
kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda,“ Yang ditanya tidak lebih tahu
dari yang bertanya ". Dia berkata,“ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya
“, beliau bersabda, “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau
melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba,
(kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu
dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah shallahu`alaihi wa
sallam) bertanya,“ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. Aku berkata,“ Allah
dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda,“ Dia adalah Jibril yang
datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
٣
- عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ
وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ. [رواه الترمذي
ومسلم ]
Dari Abu
Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh Khottob radiallahuanhuma dia berkata:
Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Islam dibangun
di atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa nabi
Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji
dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim).
٤
- عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ
الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ
أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ
يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ
فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
فَيَدْخُلُهَا. [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Abdurrahman
Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang
yang benar dan dibenarkan: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya
di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah
menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging
selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu
ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara:
menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagianya. Demi Allah
yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang
melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal
sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan
ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian
ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka
tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan
perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat Bukhari dan
Muslim).
٥
- عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا
قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا
هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
5 - Dari Ummul Mu’minin;
Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata: Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang mengada-ada dalam urusan
(agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya ), maka dia tertolak. (Riwayat
Bukhari dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan
suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak).
٦
- عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ
الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ
مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى
الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي
الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى
يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ
حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ
صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ
الْقَلْبُ [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Abdillah
Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata, Saya mendengar Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas
dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang
syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang
takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan
kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan
terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang
menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk
memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap
raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan.
Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka
baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh;
ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
٧
- عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا
لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ . [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Ruqoyah
Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda: Agama adalah nasehat ) ), kami berkata: Kepada siapa? Beliau
bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin
dan rakyatnya ). (Riwayat Bukhari dan Muslim)
٨
- عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله
عليه وسلم قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ
وَأَمْوَالَـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
[رواه البخاري ومسلم ]
Dari Ibnu Umar
radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda: Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi
bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah
dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan
mereka ada pada Allah ta’ala (Riwayat Bukhari dan Muslim)
٩
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ
مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ
مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ . [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Hurairah
Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Apa yang aku larang hendaklah kalian
menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan
semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah
karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka
terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhari dan Muslim)
١٠
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ:
«إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ
أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى: يَا
أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً﴾ وَقَالَ
تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكُمْ
Dari Abu Hurairah
RA berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak mau
menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada
orang-orang Mukmin seperti yang telah diperintahkan kepada para Rasul, Allah
berfirman, ‘Wahai para Rasul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan
kerjakanlah amal shalih.’ Dan Dia berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman,
makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu.’
ثُمَّ
ذَكَرَ: الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاءِ: يَا رَبِّ! يَا رَبِّ! وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ،
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟!»
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Kemudian beliau
menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya
kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa,
‘Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram, dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin
do’anya dikabulkan. HR. Muslim
١١
- عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُولِ
اللهِ ﷺ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ
اللهِ ﷺ: «دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ
وَالنَّسَائِيُّ وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
Dari Abu Muhammad
Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah SAW dan kesayangannya, ia
berkata: aku hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Tinggalkan
apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. HR. At-Tirmidzi,
An-Nasa`i, dan At-Tirmidzi berkata: Hadits hasan shahih.
١٢
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ:
«مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ» حَدِيْثٌ حَسَنٌ،
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Di antara bagusnya
ke-Islaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak berguna baginya. Hadits
hasan, HR. At-Tirmidzi dan selainnya
١٣
- عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ
اللهِ ﷺ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «لاَ يُؤمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hamzah Anas bin
Malik RA pelayan Rasulullah SAW, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda: Tidak beriman (dengan sempurna) salah seorang dari kalian hingga dia
mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. HR.
Al-Bukhari dan Muslim
١٤
- عنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَا
يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِي،
وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ المُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ»
رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Ibnu Mas’ud
Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda: Tidak halal darah seorang Muslim kecuali karena salah satu dari tiga
hal: Orang tua yang berzina, nyawa dibalas nyawa, dan orang yang meninggalkan
agamanya lagi memisahkan diri dari jamaah.HR. Al-Bukhari dan Muslim
١٥
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ
كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ،
وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، ومَنْ
كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ» رَوَاهُ
البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah RA,
bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
Akhir, maka berkatalah yang baik atau diam saja. Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari Akhir, maka memuliakanlah tetangganya. Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka memuliakanlah tamunya.” HR.
Al-Bukhari dan Muslim
١٦
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ:
أَوْصِنِيْ! قَالَ: «لاَ تَغْضَبْ» فَرَدَّدَ مِرَارًا وَقَالَ: «لاَ تَغْضَبْ»
رَوَاهُ البُخَارِيُّ
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu bahwa seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, “Berilah aku nasihat!” Beliau menjawab, “Jangan marah.” Dia mengulangi
beberapa kali dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Al-Bukhari)
١٧
- عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ
اللهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ اللهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ، فَإِذَا
قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا القِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا
الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ»
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Ya’la Syaddad
bin Aus Radhiyallahu ‘Anhu, dari Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah
menetapkan untuk berbuat baik atas segala sesuatu. Maka, apabila kalian
membunuh membunuhlah dengan cara yang baik, dan apabila kalian menyembelih
menyembelilah dengan baik pula. Hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan
pisaunya dan mempermudah penyembelihan.” (HR. Muslim)
١٨
- عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ
بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالَ: «اِتَّقِ اللهَ
حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ
النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ،
وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ: حَسَنٌ صَحِيحٌ
Dari Abu Dzar Jundub bin
Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhuma, dari
Rasulullah Saw, beliau bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu
berada, dan iringilah keburukan dengan kebaikan maka ia akan menghapusnya, dan
pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. At-Tirmidzi dan berkata,
“Hadits hasan,” dalam redaksi lain, “Hasan shahih.”)
١٩
- عَنْ أَبِي العَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا،
قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ ﷺ يَوْماً فَقَالَ: «يَا غُلاَمُ إِنّي
أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اِحْفَظِ اللهَ يَحفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ
تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ
بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ
بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ
اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ
كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلَامُ، وَجَفَّتِ الصُّحُفُ» رَوَاهُ
التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
Dari Abul Abbas Abdullah
bin Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: aku pernah di belakang Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada suatu hari, lalu beliau bersabda, “Hai anak
kecil! Sesungguhnya aku akan mengajarimu satu kalimat, ‘Jagalah Allah, maka
Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu.
Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah. Apabila kamu meminta pertolongan,
maka mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah! Seandainya umat manusia
bersatu untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, mereka tidak akan bisa
memberimu manfaat kecuali sesuatu yang telah Allah tulis untukmu, dan
seandainya mereka bersatu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya
mereka tidak akan bisa menimpakan bahaya kepadamu kecuali sesuatu yang telah
ditulis atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR.
At-Tirmidzi dan berkata: Hadits hasan shahih)
وَفِي
رِوَايَةِ غَيْرِ التِّرْمِذِيِّ: «اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ
إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا
أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ،
وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ،
وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً»
Dalam riwayat selain
At-Tirmidzi, “Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah
Allah saat lapang, maka Dia akan mengenalmu saat susah. Ketahuilah! Apa yang
meleset bagimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan meleset
bagimu. Ketahuilah! Sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran,
sesungguhnya kelapangan itu bersama kesempitan, dan sesungguhnya bersama
kesusahan itu ada kemudahan.”
٢٠
- عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا: أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِذَا
صَلَّيْتُ المَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الحَلاَلَ،
وَحَرَّمْتُ الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً أَأَدْخُلُ الجَنَّةَ؟
قَالَ: «نَعَمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Abdillah Jabir
bin Abdillah Al-Anshari Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa seseorang bertanya kepada
Rasulullah SAW lalu berkata, “Bagaimana pendapat Anda jika aku shalat wajib,
berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku
tidak menambah selain itu, apakah aku akan masuk Surga?” Beliau menjawab, “Ya.”
(HR. Muslim)
وَمَعْنَى
«حَرَّمْتُ الحَرَامَ»: اِجْتَنَبْتُهُ. وَمَعْنَى «أَحْلَلْتُ الحَلَالَ»:
فَعَلْتُهُ مُعْتَقِدًا حِلَّهُ
Makna “aku mengharamkan
yang haram” adalah “aku menjauhinya”, dan makna “aku menghalalkan yang halal”
adalah “aku mengerjakannya dengan menyakini kehalalannya”.
٢١
- عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ
الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي
اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ
آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ [رواه مسلم]
Dari Abu ‘Amr –ada yang
berpendapat Abu Amroh– Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi Radhiyallahu ‘Anhu, ia
berkata: aku berkata, “Wahai Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam sebuah
perkataan yang aku tidak bertanya lagi kepada selain Anda.” Beliau menjawab,
“Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah!’ kemudian istiqomahlah.’” (HR. Muslim)
٢٢
- عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا: أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِذَا
صَلَّيْتُ المَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الحَلاَلَ،
وَحَرَّمْتُ الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً أَأَدْخُلُ الجَنَّةَ؟
قَالَ: «نَعَمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Abdillah Jabir
bin Abdillah Al-Anshari RA, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW maka
berkata, “Bagaimana pendapat Anda jika aku shalat wajib, berpuasa Ramadhan,
menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambah selain
itu, apakah aku akan masuk Surga?” Beliau menjawab, “Ya.” (HR. Muslim)
وَمَعْنَى
«حَرَّمْتُ الحَرَامَ»: اِجْتَنَبْتُهُ. وَمَعْنَى «أَحْلَلْتُ الحَلَالَ»:
فَعَلْتُهُ مُعْتَقِدًا حِلَّهُ
Makna “aku mengharamkan
yang haram” adalah “aku menjauhinya”, dan makna “aku menghalalkan yang halal”
adalah “aku mengerjakannya dengan menyakini kehalalannya”.
٢٣ - عَنْ أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بْنِ
عَاصِمٍ الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
«الطُّهُورُ شَطْرُ
الإِيْمَانِ، والحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ
للهِ تَمْلآنِ -أَو تَمْلأُ- مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، وَالصَّلاةُ
نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ
أَو عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ
مُوْبِقُهَا» رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Malik Al-Harits
bin Ashim Al-Asy’ari RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Bersuci adalah
sebagian dari iman. Alhamdulillah memenuhi timbangan. Subhanallah dan
Alhamdulillah keduanya memenuhi –atau memenuhi– antara langit dan bumi. Shalat
adalah cahanya, sedekah adalah bukti, sabar adalah lentera, dan Al-Qur`an
adalah saksi yang membelamu atau yang melawanmu. Setiap manusia memasuki waktu
pagi dalam keadaan menjual dirinya, lalu dia memerdekakannya atau
membinasakannya.” (HR. Muslim)
٢٤
- عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِيْمَا رَوَى عَنِ
اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، أَنَّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِيْ! إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ
عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً فَلَا تَظَالَمُوْا
Dari Abu Dzar Al-Ghifari
RA, dari Nabi SAW tentang hadits yang diriwayatkan dari Allah azza wa jall bahwa
Dia berfirman, “Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan
kezhaliman atas diri-Ku dan menjadikannya haram di antara kalian, maka
janganlah kalian saling menzhalimi.
يَا
عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ
Hai hamba-hamba-Ku!
Setiap kalian adalah orang yang sesat kecuali yang Aku beri petunjuk, maka
mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku beri kalian petunjuk.
يَا
عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فاَسْتَطْعِمُونِي
أُطْعِمْكُمْ
Hai hamba-hamba-Ku!
Setiap kalian adalah lapar kecuali siapa yang Aku beri makan, maka mintalah
makan kepada-Ku, pasti Aku beri kalian makan.
يَا
عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِيْ أَكْسُكُمْ
Hai hamba-hamba-Ku!
Setiap kalian adalah telanjang kecuali siapa yang Aku beri pakaian, maka
mintalah kepada-Ku pakaian, pasti Aku akan beri kalian pakaian.
يَا
عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ لَكُمْ
Hai hamba-hamba-Ku!
Sesungguhnya kalian melakukan kesalahan di malam dan siang hari sementara Aku
mengampuni dosa-dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni
kalian.
يَا
عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضَرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ وَلَنْ
تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ
Hai hamba-hamba-Ku!
Sesungguhnya kalian tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada-Ku, dan tidak
akan mampu memberi manfaat kepada-Ku.
يَا
عِبَادِيْ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا
عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ
شَيْئًا
Hai hamba-hamba-Ku!
Seandainya yang paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia
semuanya berada pada hati yang paling bertakwa salah seorang dari kalian, tentu
tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikitpun.
يَا
عِبَادِيْ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا
عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِيْ
شَيْئَاً
Hai hamba-hamba-Ku!
Seandainya yang paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia
semuanya berada pada hati yang paling durhaka salah seorang dari kalian, tentu
tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun.
يَا
عِبَادِيْ! لَوْ أنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوْا
فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ
مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ المِخْيَطُ إِذَا
أُدْخِلَ البَحْرَ
Hai hamba-hamba-Ku!
Seandainya yang paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia
semuanya berada di atas satu bukit, lalu semuanya meminta kepada-Ku, lalu Aku
beri semua permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi sedikitpun apa yag
ada di sisi-Ku, secuali sekedar seperti berkurangnya samudra jika jarum
dimasukkan.
يَا
عِبَادِيْ! إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ
إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ، وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ
ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hai hamba-hamba-Ku!
Sesungguhnya itu adalah amal-amal kalian yang Aku tulis untuk kalian kemudian
Aku sempurnakan itu untuk kalian. Barangsiapa yang mendapati kebaikan hendaklah
ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain itu janganlah ia mencela
kecuali dirinya sendiri. HR. Muslim
٢٥
- عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً: أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ
رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالُوا لِلنَّبِيِّ ﷺ: يَارَسُولَ الله! ذَهَبَ أَهْلُ
الدُّثُوْرِ بِالْأُجُوْرِ، يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا
نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ بفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ
Dari Abu Dzar RA:
sekelompok manusia dari Sahabat Rasulullah SAW. berkata kepada Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, Ya Rasulullah! Orang-orang kaya memborong banyak pahala.
Mereka shalat seperti kami shalat, mereka puasa seperti kami puasa, tetapi
mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.
قَالَ:
أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ
تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ
صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالِمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ،
وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَفِيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ
Beliau bersabda:
Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian apa yang bisa kalian sedekahkan?
Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap
tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap memerintah yang
ma’ruf adalah sedekah, setiap melarang kemungkaran adalah sedekah, dan pada
senggama kalian ada sedekahnya pula.
قَالُوا:
يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا
أَجْرٌ؟ قَالَ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ، أَكَانَ عَلَيْهِ
وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ. رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
Mereka berkata, “Ya
Rasulullah! Apakah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya lantas dia
mendapat pahala?” Beliau menjawab, “Apakah kalian tidak berpikir, jika dia
melampiaskannya pada yang haram, bukankah dia akan mendapat dosa? Begitu pula,
jika dia melampiaskannya pada yang halal, maka dia mendapat pahala.” (HR.
Muslim)
٢٦
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
«كُلُّ سُلَامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ
الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ الاثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ في
دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَو تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ
صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا
إِلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ»
رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah RA, ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Setiap persendian manusia wajib bersedekah
setiap hari di mana matahari terbit di hari itu: engkau mendamaikan antara dua
orang adalah sedekah, engkau menolong seseorang untuk menaiki tunggangannya
atau menggangkutkan barangnya ke atas tunggangannya adalah sedekah, kalimat
yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau ayunkan menuju shalat
adalah sedekah, engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah. HR.
Al-Bukhari dan Muslim
٢٧
- عَنِ النَوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ:
«البِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ
يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari An-Nawwas bin
Sam’an Al-Anshari RA, dari Nabi SAW beliau bersabda: Kebaikan adalah akhlak
yang mulia, dan dosa adalah apa yang ragu di hatimu dan engkau tidak suka orang
lain mengetahuinya. HR. Muslim
وَعَنْ
وَابِصَةِ بْنِ مَعْبَدٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ
ﷺ، فَقَالَ: «جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ؟» قُلْتُ: نَعَمْ! قَالَ:
اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ. البِرُّ: مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ
اِلَيْهِ الْقَلْبُ. وَاْلإِثْمُ: مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي
الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ. حَدِيْثٌ حَسَنٌ،
رُوِّيْنَاهُ فِي مُسْنَدَيِ الْإِمَامَيْنِ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ
وَالدَّارِمِيِّ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ
Dari Wabishah bin Ma’bad
RA, ia berkata: aku datang kepada Rasulullah SAW lalu beliau bersabda: Engkau
datang untuk bertanya tentang kebaikan dan dosa? Aku menjawab: Ya. Beliau
bersabda: Tanyakan kepada dirimu sendiri. Kebaikan adalah apa yang membuat jiwa
tenang dan apa yang membuat hati tentram, dan dosa adalah apa yang menyesakkan
jiwa dan membuat ragu dada, meskipun manusia berfatwa kepadamu. (Hadits hasan,
kami meriwayatkannya dari Musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Musnad Ad-Darimi
dengan sanad hasan)
٢٨
- عَنْ أَبِي نَجِيحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ:
وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوبُ وَذَرَفَتْ
مِنْهَا العُيُوْنُ، فَقُلْنَا: يَارَسُولَ اللهِ! كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ
مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا
Dari Abu Najih Al-Irbadh
bin Sariyah berkata: Rasulullah SAW menasihati kami dengan suatu nasihat yang
menjadikan hati takut dan mata meneteskan air mata, lalu kami berkata: Ya
Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat perpisahan, maka berilah kami
wasiat.
قَالَ:
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ
تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى
اخْتِلَافاً كَثِيراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ. وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ. رَوَاهُ أَبُوْ
دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Beliau menjawab,
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla,
mendengar dan patuh meskipun yang menjadi pemimpin kalian seorang budak.
Baransiapa yang hidup sepeninggalku, dia akan melihat banyak sekali perbedaan.
Maka, hendaklah ia berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur
Rasyidin yang terbimbing. Gigitlah ia dengan gigi geraham. Waspadalah kalian
dari perkara yang baru dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan
At-Tirmidzi dan dia berkata: Hadits hasan shahih)
٢٩
- عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ
اللهِ! أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ.
قَالَ: «لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ
يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَتُشْرِكُ بِهِ شَيْئَا،
وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ
البَيْتَ
Dari Mu’adz bin Jabal
RA, ia berkata: aku berkata, “Wahai Rasulullah, beritahu aku amal yang bisa
memasukkanku ke dalam Surga dan menjauhkanku dari Neraka.” Beliau bersabda,
“Engkau telah bertanya tentang masalah yang besar. Namun, itu adalah perkara yang
mudah bagi siapa yang dimudahkan oleh Allah: engkau menyembah Allah jangan
menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa
Ramadhan, dan haji ke Baitullah.
ثُمَّ
قَالَ: أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ،
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ، وَصَلَاةُ
الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ. ثُمَّ تَلَا : تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ
الْمَضَاجِعِ حَتَّى بَلَغَ: يَعْلَمُونَ
Kemudian beliau
bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkan pintu-pintu kebajikan? Puasa adalah
perisai, sedekah memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya
seseorang di tengah malam.” Kemudian beliau membaca ayat, “Lambung mereka jauh
dari tempat tidurnya …” hingga firman-Nya, “Sebagai balasan terhadap apa yang
telah mereka kerjakan.
ثُمَّ
قَالَ: أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟
قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ! قَالَ: رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ
الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ
Kemudian beliau
bersabda: Maukah kamu aku beritahu pokok urusan, tiangnya, dan puncak
tertingginya?” Aku menjawab: Ya, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Pokok
urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak tertingginya adalah
jihad.
ثُمَّ
قَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكَ بِمِلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ
اللهِ! فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: «كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا!» قُلْتُ: يَانَبِيَّ
اللهِ! وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: «ثَكِلَتْكَ
أُمُّكَ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ -أَوْ عَلَى
مَنَاخِرِهِمْ- إِلاَّ حَصَائِدُ أَلسِنَتِهِمْ؟» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ:
حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Kemudian beliau berkata:
Maukah kamu kuberitahu tentang kendali bagi semua itu?” Saya menjawab, “Mau,
wahai Rasulullah.” Beliau lalu memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.”
Saya berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena ucapan-ucapan
kita?” Beliau menjawab, “Celaka kamu. Bukankah banyak dari kalangan manusia
yang tersungkur ke dalam api Neraka dengan mukanya terlebih dahulu –dalam
riwayat lain: dengan lehernya terlebih dahulu– itu gara-gara buah ucapan
lisannya?” (HR. At-Tirmidzi dan ia berkata: Hadits hasan shahih)
٣٠
- عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ جُرثُومِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ اللهَ فَرَضَ فَرَائِضَ فَلَا تُضَيِّعُوهَا،
وَحَدَّ حُدُوْداً فَلَا تَعْتَدُوهَا وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلَا تَنْتَهِكُوهَا،
وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلَا تَبْحَثُوا
عَنْهَا. حِدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَغَيْرُهُ
Dari Abu Tsa’labah
Al-Khusyanni Jurtsum bin Nasyir RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:
Sesungguhnya Allah telah menetapkan beberapa kewajiban maka janganlah engkau
mensia-siakannya, dan Dia telah menentukan batasan-batasan maka janganlah
engkau melanggarnya, dan Dia telah pula mengharamkan beberapa hal maka
janganlah engkau jatuh ke dalamnya. Dia juga mendiamkan beberapa hal –karena
sayang kepada kalian bukan lupa– maka jangan kalian bahas. Hadits hasan. HR.
Ad-Daruquthni dan lainnya.
٣١
- عَنْ أَبِي العَبَّاسِ سَعْدِ بْنِ سَهْلٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ: دُلَّنِي
عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِيَ النَّاسُ؟
فَقَالَ: اِزْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ
النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ. حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَغَيْرُهُ
بِأَسَانِيْدَ حَسَنَةٍ
Dari Abul Abbas Sa’ad
bin Sahl As-Sa’idi Rِ berkata: seseorang datang kepada Nabi SAW
lalu berkata: Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang apabila
aku kerjakan, maka Allah mencintaiku dan manusia juga mencintaiku!” Beliau menjawab, Tinggalkan
dunia maka Allah akan mencintaimu, dan tinggalkan yang ada di tangan manusia
maka manusia akan mencintaimu. Hadits hasan, HR. Ibnu Majah dan lainnya dengan
sanad yang hasan
٣٢
- عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سَعْدِ بْنِ مَالِكِ بْنِ سِنَانٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ: «لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ» حَدِيْثٌ
حَسَنٌ. رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالدَّارَقُطْنِيُّ وَغَيْرُهُمَا مُسْنَدًا،
وَرَوَاهُ مَالِكٌ فِي المُوَطَّأِ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ
أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ، وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي
بَعْضُهَا بَعْضًا
Dari Abu Sa’id Sa’ad bin
Malik bin Sinan Al-Khudri RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tidak boleh
membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain. Hadits
hasan, HR. Ibnu Majah dan Ad-Daraquthnidan selain keduanya secara musnad, serta
diriwayatkan pula oleh Malik dalam Al-Muwaththa secara mursal dari Amr bin
Yahya dari ayahnya dari Nabi SAW tanpa menyebutkan Abu Sa’id, tetapi ia
memiliki banyak jalan periwayatan yang saling menguatkan satu sama lain
٣٣
- عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: لَوْ
يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ، لَادَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ
وَدِمَاءَهُمْ، وَلَكِنِ البَيِّنَةُ عَلَى المُدَّعِي، وَاليَمِيْنُ عَلَى مَنْ
أَنْكَرَ. حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ البَيْهَقِيُّ هَكَذَا، بَعْضُهُ فِي
الصَّحِيْحَيْنِ
Dari Ibnu ‘Abbas RA
bahwa Rasulullah SAW bersabda: Seandainya setiap manusia dipenuhi tuntutannya,
niscaya orang-orang akan menuntut harta suatu kaum dan darah mereka. Namun,
bukti wajib bagi penuntut dan sumpah wajib bagi yang mengingkarinya. Hadits
hasan, HR. Al-Baihaqi dalam Al-Kubro seperti ini, sebagiannya diriwayatkan
dalam Shahihain
٣٤
- عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ
اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ،
فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ
وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Sa’id Al-Khudri
RA, ia berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa dari kalian
melihat kemungkaran, maka hendaknya merubah dengan tangannya. Jika tidak mampu,
maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu merupakan
selemah-lemah iman. HR. Muslim
٣٥
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لاَ
تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ
يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً.
المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ،
وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ.
كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ» رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah RA ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, jangan
saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), jangan saling marah, jangan saling
membelakangi, dan jangan saling menjual barang yang sedang ditawar saudaranya.
Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim menjadi saudara Muslim
lainnya. Tidak boleh ia menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinanya. Takwa
itu di sini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah berdosa
seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim atas Muslim
lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.HR. Muslim
٣٦
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ
نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ
اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ
اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ
فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
Dari Abu Hurairah RA,
dari Nabi SAW bersabda: Barangsiapa yang menghilangkan dari orang Mukmin
kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia , maka Allah akan menghilangkan
darinya kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari Kiamat. Barangsiapa yang
memudahkan orang yang kesulitan, maka Allah akan mumudahkannya di dunia dan
Akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba selagi dia menolong saudaranya.
وَمَنْ
سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقاً
إِلَى الجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ
يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ
عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ
الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ
عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا اللَّفْظِ
Dan barangsiapa yang
menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan
menuju Surga. Tidaklah berkumpul sekelompok orang di salah satu rumah Allah
untuk membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan
akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat meliputinya, para Malaikat
mengelilinginya, dan Allah menyanjung namanya kepada Malaikat yang ada di
sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak akan bisa dikejar oleh
nasabnya. HR. Muslim dengan lafadz ini
٣٧
- عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ -فِيْمَا
يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى-، قَالَ: إِنَّ اللهَ كَتَبَ
الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ
يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا
فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ
ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ
Dari Ibnu ‘Abbas RA,
dari Rasulullah SAW tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya
Tabaraka wa Ta’ala. Beliau bersabda: Sesungguhnya Allah menulis
kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa
yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka Allah menulis
itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat
mengerjakan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya
sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus lipat hingga perlipatan yang
banyak.
وَإِنْ
هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً
كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً.
رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ فِي صَحِيْحَيْهِمَا بِهَذِهِ الحُرُوْفِ
Jika dia berniat
melakukan keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah menulis itu di
sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat melakukan
keburukan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu sebagai satu keburukan. HR.
Al-Bukhari. dan Muslim di kitab shahih keduanya dengan lafad ini
٣٨
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ :
إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ
بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا
افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah RA
berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,
‘Barangsiapa yang menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya.
Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai
selain apa yang Aku wajibkan baginya.
وَمَا
يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا
أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ
بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا.
وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ.
رَوَاهُ البُخَارِيُّ
Hamba-Ku senantiasa
mendekat kepada-Ku dengan sunnah-sunnah sampai Aku mencintainya. Apabila aku
telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar,
penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk
memukul, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku,
pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi. HR.
Al-Bukhari
٣٩
- عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَال:
«إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِي عَنْ أُمَّتِي: الخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا
اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ» حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالبَيْهَقِيُّ
وَغَيْرُهُمَا
Dari Ibnu ‘Abbas RA
bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah mengampuni umatku untuku:
kekeliruan, lupa, dan apa yang dipaksakan kepadanya. Hadits hasan, HR. Ibnu
Majah dan Al-Baihaqi dan lainnya
٤٠
- عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ ﷺ
بِمَنْكِبَيَّ، فَقَالَ: «كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ
سَبِيْلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ
فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ.
وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. رَوَاهُ
البُخَارِيُّ
Dari Ibnu ‘Umar RA ia
berkata: Rasulullah SAW memegang kedua pundakku, lalu bersabda: Jadilah engkau
di dunia seperti orang asing atau seorang musafir. Ibnu ‘Umar RA berkata: Jika
kamu memasuki sore hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika kamu memasuki
pagi hari, maka jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu sebelum
sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu. HR. Al-Bukhari
٤١
- عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ
هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ. حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ رُوِّيْنَاهُ فِي
كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ
Dari Abu Muhammad Abdullah
bin ‘Amr bin ‘Ash RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tidak beriman seorang
dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa. Hadits hasan
shahih, kami meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih
٤٢
- عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ
يَقُولُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِي
وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي. يَا ابْنَ
آدَمَ! لَو بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي
غَفَرْتُ لَكَ. يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ لَو أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ
خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا
مَغْفِرَةً. رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ
Dari Anas bin Malik RA,
ia berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Allah Tabarak wa Ta’ala
berfirman: Hai anak Adam! Sesungguhnya selagi engkau berdoa kepada-Ku dan
berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Hai
anak Adam! Seandainya dosa-dosamu sampai ujung langit, kemudian engkau meminta
ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam! Seandainya engkau
mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa
menyekutukan-Ku dengan apapun, pasti Aku akan menemuimu dengan sepenuh bumi
ampunan. HR. At-Tirmidzi dan berkata, hadits hasan shahih
٤٣
- عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
أَلْحِقُوا الْفَرَائِضَ بِأَهْلِهَا، فَمَا أَبْقَتِ الفَرَائِضُ فَلِأَوْلَى
رَجُلٍ ذَكَرٍ. خَرَّجَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda: Berikanlah warisan kepada orang yang berhak. Jika masih ada sisa,
maka diberikan kepada laki-laki yang paling dekat dengan mayit. HR. Al-Bukhari
dan Muslim
٤٤
- عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «الرَّضَاعَةُ
تُحَرِّمُ مَا تُحَرِّمُ الْوِلاَدَةُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari ‘Aisyah RA, dari
Nabi SAW bersabda: Susuan bisa menjadikan mahrom seperti halnya kelahiran. HR.
Al-Bukhari dan Muslim
٤٥
- عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ
اللهِ ﷺ عَامَ الْفَتْحِ وَهُوَ بِمَكَّةَ يَقُولُ: إِنَّ اللهَ وَرَسُولَهُ
حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيْرِ وَالأَصْنَامِ
Dari Jabir bin Abdillah
RA dia mendengar Rasulullah SAW berkata di Mekkah pada tahun Fathu Makkah:
“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual beli khamr, bangkai,
babi dan berhala
فَقِيلَ:
يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ شُحُومَ الْمَيْتَةِ، فَإِنَّهُ يُطْلَى بِهَا
السُّفُنُ، وَيُدْهَنُ بِهَا الْجُلُودُ، وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا النَّاسُ؟ قَالَ:
«لاَ، هُوَ حَرَامٌ» ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عِنْدَ ذَلِكَ: «قَاتَلَ اللهُ
الْيَهُودَ، إنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَيْهِمُ الشُّحُومَ، فَأَجْمَلُوهُ، ثُمَّ بَاعُوهُ،
فَأَكَلُوا ثَمَنَهُ» خَرَّجَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dikatakan kepada beliau:
“Wahai Rasulullah, bagaimana dengan lemak bangkai, karena ia digunakan untuk
cat perahu-perahu, digunakan untuk meminyaki kulit, dan dimanfaatkan manusia
untuk minyak lentera?” Rasulullah berkata: “Tidak boleh, ia haram.” Kemudian
Rasulullah bersabda setelah itu: “Semoga Allah membinasakan Yahudi,
sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas mereka lemak bangkai kemudian mereka
cairkan serta mereka jual dan mereka memakan hasil penjualannya. HR. Al-Bukhari
dan Muslim
٤٦
- عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِيْهِ -أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ- أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَهُ إِلَى اليَمَنِ، فسَأَلَهُ عَنْ أَشْرَبَةٍ
تُصْنَعُ بِهَا، فَقَالَ: «وَمَا هِيَ؟» قَالَ: البِتْعُ وَالمِرْزُ، -فَقِيْلَ
لِأَبِي بُرْدَةَ: وما البِتْعُ؟ قَالَ: نَبِيْذُ العَسَلِ، وَالمِرْزُ نَبِيْذُ
الشَّعِيْرِ-، فَقَالَ: «كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ» خَرَّجَهُ البُخَارِيُّ
Dari Abu Burdah dari
bapaknya yakni Abu Musa Al- Asy’ari RA, bahwa Nabi SAW mengutusnya ke Yaman dan
ia bertanya kepada beliau tentang minuman yang dibuat di Yaman. Beliau
bertanya: Apa itu? Abu Musa berkata: Bit’u dan Mizru. Ditanyakan kepada Abu
Burdah: “Apa itu Bit’u?” Dia menjawab: Endapan madu dan adapun Mizru adalah endapan
gandum. Maka Rasulullah bersabda: Semua yang memabukkan adalah haram. HR.
Al-Bukhari
٤٧
- عَنِ المِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ،
بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ،
فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ» رَوَاهُ
الإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ:
حَدِيْثٌ حَسَنٌ
Dari Miqdam bin Ma’di
Karib RA: aku mendengar Rasulullah SAW berkata: Tidaklah seorang anak Adam
memenuhi satu tempat yang lebih jelek dari (memenuhi) perutnya. Cukuplah bagi
anak Adam makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya, jika harus (lebih
dari itu) maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan
sepertiga untuk nafasnya. HR. Imam Ahmad At-Tirmidzi Ibnu Majah dan At-Tirmidzi
berkata: hadits hasan
٤٨
- عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ
قَالَ: «أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلةٌ
مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: مَنْ
إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ، وَإِذَا
عَاهَدَ غَدَرَ» خَرَّجَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abdullah bin Amr
RA, dari Nabi SAW bersabda: “Empat perkara, barangsiapa yang ada padanya
keempat perkara tersebut maka ia munafik. Jika ada padanya satu diantara
perangai tersebut berarti ada padanya satu perangai kemunafikan sampai mau
meninggalkannya: (1) seorang yang jika bicara dusta, (2) jika membuat janji
tidak menepatinya, (3) jika berselisih melampui batas, dan (4) jika melakukan
perjanjian mengkhianatinya. HR. Al-Bukhari dan Muslim
٤٩
- عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ:
«لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا
يَرْزُقُ الطَّيرَ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا» رَوَاهُ الإِمَامُ
أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ:
حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ
Dari Umar bin Khaththab
RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda: Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan
sebenar-benar tawakal niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian
sebagaimana memberi rezeki kepada burung. Ia keluar di pagi hari dalam keadaan
lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang. HR. Imam Ahmad,
At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi berkata: hadits shahih
٥٠
- عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: أَتَى النَّبِيَّ ﷺ رَجُلٌ،
فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيْنَا،
فَبَابٌ نَتَمَسَّكُ بِهِ جَامِعٌ؟ قَالَ: «لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ
ذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ» خَرَّجَهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ بِهَذَا اللَّفْظِ
Dari Abdullah bin Busr
RA, ia berkata: datang seorang laki-laki lalu berkata: “Wahai Rasulullah,
syariat Islam itu terasa banyak bagiku, maka (ajarilah aku) satu bab yang yang
akan kupegang teguh?” Beliau bersabda: Lisanmu selalu berdzikir kepada Allah
Azza wa Jalla. HR. Imam Ahmad dengan lafad ini
Semoga amal ini diterima Allah SWT dan kami hadiahkan pahalanya untuk orang yang banyak menanggung kesulitan karena kami, yaitu orang tua, keluarga, guru, istri, anak, dan sahabat.