5 ILMUWAN MUSLIM FENOMENAL DI DUNIA





5 ILMUWAN MUSLIM BERPENGARUH DIDUNIA


1. AL ZAHRAWI

Jika anda berprofesi atau bercita-cita sebagai Dokter bedah yang menyelamatkan banyak orang atau Dokter kosmestik kecantikan yang dapat merawat dan memperindah tampilan orang lain, maka anda perlu mengenal "Al-Zahrawi" bapak dokter bedah pertama didunia.


Beliau bernama Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al-Zahrawi. Ia terlahir pada tahun 936 M di kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol. Beliau merupakan keturunan Arab Ansar yang menetap di Spanyol. Di kota Cordoba inilah ia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga menjelang wafat. Kehebatan dan profesionalitasnya sebagai seorang ahli bedah diakui para dokter di Eropa. “Tak diragukan lagi, Al-Zahrawi adalah kepala dari seluruh ahli bedah.” Ucap Pietro Argallata. Kemahirannya tak ia biarkan terputus sampai pada dirinya saja, Al-Zahrawi juga mengajarkan ilmu tersebut kepada murid-muridnya dan sangat peduki terhadap pendidikan mereka.


Menurut catatan, selama karirnya Al Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah. Salah satu alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al Zahrawi adalah "catgut". Alat yang digunakan untuk menjahit bagian dalam organ tubuh itu hingga kini masih digunakan ilmu bedah modern. Selain itu, ia juga menemukan forceps untuk mengangkat janin yang meninggal.


Selain dalam bidang ilmu bedah, beliau juga mengupas tentang kosmetika dan sangat berjasa dalam bidang tersebut. Sederet produk kosmetika seperti deodorant, hand lotion, pewarna rambut yang berkembang hingga kini merupakan hasil pengembangan dari karya Al-Zahrawi.


Karya tulis yang beliau tinggalkan diantaranya adalah kitab Al-Tasrif li man ajaz an-il-talil—sebuah ensiklopedia kedokteran. Kitab yang dijadikan materi sekolah kedokteran di Eropa itu terdiri dari 30 volume. Kitab Al-Tasrif  diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard of Cremona pada abad ke-12 M. Kitab itu juga dilengkapi dengan berbagai ilustrasi dan menjadi rujukan serta buku resmi sekolah kedokteran dan para dokter serta ahli bedah Eropa selama lima abad lamanya pada periode abad pertengahan. Dalam Al-Tasrif, ia juga memperkenalkan penggunaan ligature (benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahan arteri. Jarum bedah ternyata juga ditemukan dan dipaparkan secara jelas dalam Al-Tasrif.


Al Zahrawi tutup usia di kota Cordoba pada tahun 1013M sekitar dua tahun setelah tanah kelahirannya dijarah dan dihancurkan. Meski Cordoba kini bukan lagi menjadi kota bagi umat Islam, namun namanya masih diabadikan menjadi nama jalan kehormatan yakni ‘Calle Albucasis’. Rumahnya kini menjadi cagar budaya yang dilindungi Badan Kepariwisataan Spanyol.


2. ABBAS BIN FIRNAS


Umumnya ketika kita mencari tahu tentang siapakah pilot penerbangan pertama maka yang muncul adalah Wright Bersaudara. Namun jauh sebelum mereka hidup, ada seorang muslim yang telah terlebih dahulu memiliki "ide", "konsep", "alat" dan "melakukan uji coba" tentang pesawat dan penerbangan. Beliau adalah Abbas bin Firnas 


Abbas bin Firnas (810–887 M), juga dikenal sebagai Abbas Abu al-Qasim bin Firnas ibn Wirdas al-Takurini. Beliau merupakan seorang polimatik Andalusia, penemu, fisikawan, kimiawan, teknisi, musisi Andalusia dan penyair berbahasa Arab. 


Diantara berbagai keahliannya, penemuan yang paling tersohor adalah tentang uji coba alat terbang yang menyerupai "pesawat" sehingga ia disebut sebagai penerbang pertama yang terbang dengan mesin. Menurut para sejarawan yang dikutip TRT World, setelah mamatangkan ide nya tentang terbang diangkasa dan membuat alat terbangnya selama kurun waktu yang cukup lama sampai ketika Abbas Ibn Firnas berusia antara 65-70 tahun, dia melompat menggunakan alatnya dari tebing gunung Jabal Al-Arus di Yaman. Abbas Ibn Firnas meluncur ke angkasa dan terbang selama setidaknya 10 menit, kemudian jatuh lalu terluka.


Ia kemudian menyadari kesalahannya yaitu tidak menghitung mekanisme pendaratan, sehingga tak bisa menyeimbangkan penerbangannya dan mendarat secara paksa. Selama 12 tahun selanjutnya di sisa hidupnya, Abbas Ibn Firnas menemukan bahwa pendaratan dilakukan dengan koordinasi ekor dan sayap. Ia pun mempelajari cara burung terbang dan mendarat. Abbas Ibn Firnas diklaim sebagai dalang teori penciptaan ornithopter, pesawat yang meniru burung dan terbang dengan mengepakkan sayap. Desain mesin terbangnya kemudian menjadi dasar teknik penerbangan pada akhir abad ke-20.


Selain prototype alat terbang dengan dua sayap spserti pesawat, masih ada beberapa penemuan Abbas bin Firnas, yaitu "Al-Miqatah", suatu alat yang berfungsi untuk menentukan waktu yang dioperasikan dengan tenaga air. Sayangnya, sampai saat ini kami belum menemukan peninggalan tertulis beliau.


Abbas bin Firnas wafat pada tahun 887 M di cordoba pada sekitaran usia 77 tahun.


3. IBNU HAITHAM

anda fotograper atau vidiographer profesional ? atau penggemar foto dan selfie ? mari berkenalan dengna ibnu haitham pencipta "obscura" kamera pertama didunia.


Ibnu Haitham adalah Bapak Optik Modern yang mempunyai nama asli Abu Ali Muhammad Al-Hassan Ibnu Al-Haitham. Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, tokoh ilmuwan Islam yang lahir pada 965 M ini dikenal dengan nama "Alhazen". Tulisannya mengenai pengobatan mata telah menjadi rujukan penting yang masih dipelajari hingga saat ini. Ibnu Haitham banyak melakukan penelitian mengenai cahaya dan telah memberi ilham kepada ahli sains Barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler, dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. karya monumental dari berbagai penemuaannya adalah "obscura" yang dinobatkan menjadi kamera pertama didunia.


Istilah kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pun diperkenalkan di Barat sekitar abad ke-16 M. Lima abad setelah penemuan kamera obscura, Cardano Geronimo (1501 -1576), yang terpengaruh pemikiran al-Haitham mulai mengganti lobang bidik lensa dengan lensa (camera). Setelah itu,  penggunaan lensa pada kamera onscura juga dilakukan Giovanni Batista della Porta (1535-1615 M). Ada pula yang menyebutkan bahwa istilah kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pertama kali diperkenalkan di Barat oleh Joseph Kepler (1571 – 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern). Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada  1665 M.  Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827. Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean. Dia mengembangkan plat-plat dalam perjalanan kamar gelapnya – yang dikonversi gerbong. Tahun 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Hitham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi. Sebuah versi kamera obscura digunakan dalam Perang Dunia I untuk melihat pesawat terbang dan pengukuran kinerja. Pada Perang Dunia  II kamera obscura juga digunakan untuk memeriksa keakuratan navigasi perangkat radio. Begitulah penciptaan kamera obscura yang dicapai al-Haitham mampu mengubah peradaban dunia.

Keberhasilan lainnya yang terbilang fenomenal adalah kemampuannya menggambarkan indra penglihatan manusia secara detail. Tak heran, jika ‘Bapak Optik’ dunia itu mampu memecahkan rekor sebagai orang pertama yang menggambarkan seluruh detil bagian indra pengelihatan manusia. Hebatnya lagi, ia mampu menjelaskan secara ilmiah proses bagaimana manusia bisa melihat.


Teori yang dilahirkannya juga mampu mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani, Ptolemy dan Euclid. Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena ada cahaya keluar dari mata yang mengenai objek. Berbeda dengan keduanya, Ibnu Haytham mengoreksi teori ini dengan menyatakan bahwa justru objek yang dilihatlah yang mengeluarkan cahaya yang kemudian ditangkap mata sehingga bisa terlihat.


Ibnu Haitham pun menjelaskan sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu sendiri. Ia juga menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea, lensa, dan menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia. Hasil penelitian Al-Haitham itu lalu dikembangkan Ibnu Firnas di Spanyol dengan membuat kaca mata. Dalam buku lainnya  dalam bahasa Inggris berjudul  "Light On Twilight Phenomena", al-Haitham membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana. Menurut Al-Haitham, cahaya fajar bermula apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk timur. Warna merah pada senja akan hilang apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk barat. Ia pun menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.


Selain itu, Ibnu Haitham telah menemukan prinsip kesatuan udara sebelum Trricella dan daya gravitasi sebelum Issaac Newton.


Karya tulis yang beliau tinggalkan diantaranya adalah Kitab  al-Manazhir, sayangnya cetakan naskah asli dalam bentuk bahasa arab tidak diketahui lagi keberadaannya. Orang hanya bisa mempelajari terjemahannya yang ditulis dalam bahasa Latin


4. IBNU SINA

Ibnu Sina Ibnu Sina atau dikenal sebagai Avicenna adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter yang lahir di Persia pada 980 M. Sebagai salah satu ilmuwan islam bidang kedokteran, ia juga disebut-sebut sebagai Bapak Pengobatan Modern.


Karena intelektualitas Ibn Sina yang cukup representatif pada masanya sehingga diberi gelar Al-Shaikh Al-Rais (The Leader Among Wisemen) Hujjat Al-Haqq (The Proof Of God) dan bapak kedokteran Islam (Amir Al-At}ibba’, The Prince Of Physicians). Suatu predikat mulia bagi seorang intelektual profesional yang tidak mudah diberikan kepada siapapun karena eksistensinya yang ketat memikat. Penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan, sangat berpengaruh terhadap pemikirannya tentang konsep pendidikan. Di samping itu, sebenarnya yang mematangkan teori-teori pendidikannya ialah ia mempunyai pengalaman praktis dalam pengajaran. Pandangan-pandangannya tentang pendidikan sangat tajam dan komprehensif. Dengan kemampuannya tersebut, maka wajar bila para pakar pendidikan Islam mengakui bahwa Ibn Sina banyak memberikan saham dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan Islam, terutama dalam pendidikan anak didik.



Penemuan-penemuan Ibnu Sina di bidang kedokteran:


  • Cara pengobatan suntik, Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cara pengobatan bagi orang sakit, dengan cara menyuntikkan obat ke bawah kulit.

  • Pengobatan orang yang kerongkongannya tersumbat. Ibnu Sina membuat penemuan dari pipa udara yang terbuat dari emas dan perak, kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke kerongkongan untuk mengobati orang yang tercekik dan sulit bernafas. Cara ini masih dipakai hingga sekarang untuk mengobati pasien-pasien dengan penyakit sama. Alat tersebut juga digunakan dokter anaesthesia sekarang untuk memasukkan gas bius dan oksigen ke dada pasien, akan tetapi alatnya dibuat dari karet dan plastik.

  • Pengobatan kepala yang terluka, Ibnu Sina mengetahui hakekat ilmiah bahwa tulang tempurung kepala apabila pecah tidak dapat melekat kembali seperti tulang lainnya pada badan, melainkan akan tetap terpisah, dan hanya terikat dengan selaput yang kuat. Ibnu Sina membagi pecahnya tempurung kepala kepada dua macam, berdasarkan ada atau tidak adanya luka pada kepala: Pertama, Pecah tertutup: Pecah pada tempurung kepala seperti ini biasanya tidak disertai luka, akan tetapi ini sangat berbahaya karena bisa berubah menjadi tumor, dan menyebabkan tertahannya darah dan nanah. Dalam hal ini Ibnu Sina mengatakan “Kebanyakan tumor terjadi pada kepala yan pecah tetapi kulitnya tidak terkelupas. Apabila dilakukan pengobatan pada tumor dan tidak dibelah barang kali akan merusak tulang dari bawah, sehingga si penderita akan kehilangan akal dan gejala lainna, sehingga perlu untuk dibelah.” Kedua, Pecah terbuka: Pecah pada tempurung kepala seperti ini biasanya disertai luka. Parah atau setidaknya tergantung kepada besarnya luka dan kerasnya benturan. Sehingga perlu diperhatikan apakah luka sebatas di kulit atau sampai pada tulang. Selain itu, perlu memperhatikan gangguan yang dirasakan penderita.

  • Pengobatan penyakit dalam, Ibnu Sina dapat membedakan antara mulas pada ginjal dan mulas pada lambung. Dia juga mampu membedakan antara peradangan paru-paru dengan peradangan pada selaput otak. Dia adalah orang yang pertama kali mendiagnosa secara akurat antara peradangan pada paru-paru, dan pembengkakan pada hati.  Selain itu, dia juga yang pertama kali berhasil mengobati kram pada perut yang disebabkan faktor psikologis.

  • Penemuan penyakit parasitic, Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cacing Ancylostoma yang juga disebut cacing lingkar. Ibnu Sina juga mendeteksi adanya penyakit gajah yang disebabkan oleh cacing filaria dan menjelaskan bagaimana penyebarannya di tubuh.

  • Penyakit perut, Ibnu Sina menjelaskan tentang penyakit menular antrak yang dalam bahasa Arab disebut al-huma al-fasisiyyah, dan cara pengobatannya. Da juga menjelaskan tentang tuberkulosa paru-paru, dan penularannya melalui air dan tanah.

  • Penyakit ginjal dan saluran kencing, Ibnu Sina menjelaskan tentang gangguan pada saluran kencing akibat penumpukan zat kapur, dan dia mampu membedakan antara batu pada saluran kencing ini dengan batu ginjal.

  • Pengobatan penyakit khusus wanita, ibnu Sina membicarakan masalah kemandulan, menjelaskan tetang demam yang diakibatkan nifas, aborsi, kanker yang berserabut, dan tertutupnya saluran pada alat kelamin wanita. Ibnu Sina telah mengetahui hal itu sejak dulu sebelum manusia mengenal mikroskop. Dia menjelaskan bahwa ayah yang bertanggung jawab menentukan jenis kelamin janin.

  • Penyakit Saraf, Ibnu Sina menjelaskan tentang keadaan yang terjadi pada orang yang mengidap penyakit saraf. Dia membedakan antara kelumpuhan saraf wajah yang disebabkan oleh pengaruh otak, dan yang disebabkan oleh pengaruh anggota badan tersebut. Dia juga menjelaskan tentang tidak berfungsinya otak akibat penumpukan darah di dalamnya.

  • Penyakit kejiwaan, Ibnu Sina memiliki cara pengobatan yang efektif dalam menangani benturan kejiwaan yang diakibatkan berbagai sebab. Ibnu Sina juga memberikan nasihat agar melakukan pengobatan dengan cara-cara psikologis untuk mengobati semua jenis penyakit secara umum.

  • Kedokteran mata, Buku Al-Qanun karangan Ibnu Sina merupakan buku pertama yang menjelaskan tentang anatomi susunan urat yang menggerakkan mata dan kelenjar air mata. Ibnu Sina mempelopori pengobatan pada gangguan saluran air mata, dengan memasukkan alat yang telah  diberi antiseptik.

  • Pengobatan tumor, Ibnu Sina berhasil melakkan diagnosa pada tumor kanker, dan dia adalah orang yang pertama kali menemukan adanya tumor otak.

  • Metode Pembiusan, Ibnu Sina merupakan dokter yang pertama kali menggunakan obat bius dalam melakukan pembedahan, dengan memanfaatkan obat-obatan herbal.

  • Pengukuran denyut nadi dan analisa kedokteran, Ibnu Sina sangat memperhatikan denyut nadi, dan menjadikannya sebagai ukuran untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Perhatiannya yang sangat besar ini membuahkan tulisan 19 pasal dalam bukunya, Al-Qanun, tentang denyut nadi, dan peranannya dalam diagnosa. Selain itu, dia juga menggunakan urine sebagai media untuk diagnosa berbagai macam penyakit.

  • Bidang Farmasi, ibnu Sina menemukan, dan menulis sebanyak 760 jenis obat-obatan. Dia menganjurkan agar obat-obatan dikemas dalam bungkusan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada pasien.


Karyanya yang paling terkenal adalah Qanun fi Thib, yang menjadi rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. berikut ini adalah rincian beberapa karya beliau :


  • Kitab Qanun fi al-Tibb (Canon of Medicine). Buku ini terbagi atas 3 jilid ini pernah menjadi satu-satunya rujukan dalam bidang kedokteran di Eropa selama lebih kurang lima abad. Buku ini merupakan iktisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di timur. Buku ini di telah diterjemahkan ke bahasa Latin.  Kitab ini selain lengkap, juga disusun secara sistematis. Dalam bidang Materia Medeica, Ibn Sina telah banyak menemukan bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga – dimana tumbuh-tumbuhan banyak membantu terhadap beberapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak (Miningitis).  Ibn Sina pula sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana 600 tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Ia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya. Ia jugalah yang mula-mula mempraktekkan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas, dan menjahitnya. Ia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang kini disebut psikoterapi.

  • Kitab Ash-Shifa’, Sebuah karya kitab dalam bidang filsafat. Kitab ini antara lain berisikan tentang uraian filsafat dengan segala aspeknya, dan karena sangat luas cakupannya, maka bermunculan nama-nama terjemahan yang dilakukan oleh para ahli terhadap hasil karya filsafat Ibn Sina ini. Karya ini merupakan titik puncak filsafat paripatetik dalam Islam. Kitab ini terdiri dari 18 jilid yang berisikan uraian tentang filsafat yang mencakup empatbagian, yaitu: ketuhanan, fisika, matematika, dan logika. Dalam kitab ini juga ditemukan beberapa pemikirannya tentang pendidikan.

  • Kitab An-Najat. Sebuah karya kitab yang berisikan ringkasan dari kitab Ash-Shifa’, kitab ini ia tulis untuk para pelajar yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu hikmah, selain itu buku ini juga secara lengkap membahas tentang pemikiran Ibn Sina tentang ilmu Jiwa.

  • Kitab fi Aqsami al-‘Ulumi al-‘Aqliyyah. Sebuah karya kitab dalam bidang ilmu fisika. Buku ini ditulis dalam bahasa Arab dan masih tersimpan dalam berbagai perpustakaan di Istanbul, penerbitannya pertama kali dilakukan di Kairo pada tahun 1910 M, sedangkan terjemahannya dalam bahasa Yahudi dan Latin masih terdapat hingga sekarang.

  • Kitab Lisanu al-‘Arab. Kitab ini merupakan hasil karyanya dalam bidang sastra Arab. Kitab ini berjumlah mencapai 10 jilid. Menurut suatu informasi menjelaskan bahwa buku ini Ibn Sina susun sebagai jawaban terhadap tantangan dari seorang pujangga sastra bernama Abu Manshur al- ubba’I di hadapan Amir ‘Ala ad-Daulah di Ishfaha.\

  • Kitab Al-Isharat wa al-Tanbihat,  Sebuah karya berisikan tentang logika dan hikmah.


Menurut pakar sejarah, ibnu sina meninggal pada 1 ramadhan tahun 428 H. di Iran kota Hemedean pada usia 58 tahun


5. Jabir bin Hayyan

Jabir Al-Hayyan adalah Tokoh Islam dunia yang menginspirasi selanjutnya adalah Jabir bin Hayyan  yang diakui sebagai Bapak Kimia Bangsa Arab. Jabir bin Hayyan diketahui mengembangkan dua operasi utama kimia, yaitu kalnikasi dan reduksi kimia. Selain itu, ia juga memperbaiki metode penguapan, sublimasi, peleburan, dan kristalisasi.


Jabir bin Hayyan lahir di Khurasan, Iran, pada 100 H atau 721 M dengan nama lengkap Abu Musa Jabir bin Hayyan Al-Shufiy Al-Azadiy. Ayahnya, Hayyan, adalah seorang ahli obat-obatan yang terlibat intrik politik hingga akhirnya dieksekusi tidak lama setelah lahirnya Jabir. Setelah itu, keluarganya berpindah ke Arab, di mana Jabir belajar di bawah bimbingan ulama Harbi al-Himyari. Pada tahun-tahun berikutnya, ia menjadi murid Imam Ja'far bin Muhammad As Shadiq keturunan dari Nabi Muhammad. menurut sebagian riwayat, Dari Imam Ja'far bin Muhammad As Shadiq inilah, Jabir bin Hayyan mendapatkan rangsangan, ide, dan beberapa dasar ilmu di bidang kimia yang kemudian terus diasahnya.


Buku-bukunya tidak hanya menjadi acuan para cendekiawan Muslim, tetapi juga sangat memengaruhi para alkemis Eropa abad pertengahan, diantaranya adalah sebagai berikut :


  • Kitab Al-Kimya Kitab Al-Sab'in
  • Kitab Al Rahmah Al Tajmi Al Zilaq al Sharqi
  • Kitab al-Rahma al-kabir Al-Kutub al-mi'a
  • Kitab al-Idah Al-Musahhahat al-'ashara
  • Al-Kutub al-'ishrun
  • Kutub al-Mawazin
  • Al-Kutub al-Khamsumi'a
  • Kitab al-Bahth
  • Kitab al-Khamsin
  • Kitab al-Malik

Jabir bin Hayyan menghabiskan sisa hidupnya di Kuffah. Ia diperkirakan meninggal pada tahun 815 M di Kuffah pada usia 94 tahun.



Selain lima tokoh ini, masih banyak muslim yang menjadi penemu atau pelopor kehidupan sains dan teknologi seperti Al-Jazari ahli mekanik dan robotika, Al-Razi penemu pengobatan cacar dan penyakit menular, Al-Battani matematikawan jenius dan ahli astronomi, Fatimah al-Fihri pendiri universitas pertama didunia yang dinamai Universitas Al-Qarawiyyin atau Al-Karaouine (bahasa Arab: جامعة القرويين). setelah kita ketahui dan mengenal para tokoh-tokoh diatas, yang semestinya terbesit dalam hati dan pemikiran kita adalah melepaskan pikiran sempit bahwa islam hanya berkutat dengan ilmu-ilmu agama saja, memalingkan diri dari hal-hal yang tidak penting dan tidak bermanfaat, serta membangkitkan semangat kita dalam menutut ilmu guna memberi kemaslahatan dunia akhirat baik untuk diri sendiri maupun masyarakat umum. lihatlah, bagaimana mereka bisa benar-benar menampakan kepada seluruh dunia tentang konsep "islam rahmatan lil alamin" dan "islam shalihun fi kulli zamanin wa makan".


Referensi :

  • Arsyad, M. Natsir. 1995. Ilmmuwan Muslim Sepanjang Sejarah. Bandung: Mizan
  • Haque, M. Atiqul. 1995. Wajah Peradaban: Menelusuri Jejak Pribadi-Pribadi Besar Islam. Bandung: Zaman Wacana Mulia.
  • Hitti, K. Philip. 2006. History of The Arabs. Jakarta: Serambi.
  • Jaudah, Muhammad Gharib. 2007. 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
  • Najati, Muhammad Utsman. 2002. Jiwa dalam Pandangan Para Filosof Muslim, terj. Gazi Saloom, Bandung Pustaka Hidayah.




waullohu a'lam


M. Rifqy Aziz Syafe'i