MABADI ASYROH ILMU USHUL FIQIH



MABADI ASYROH ILMU USHUL FIQIH

 

1.     Nama :

 

اِسْمُ هَذَا الْعِلْمِ :  عِلْمُ اُصُولِ الْفِقْهِ

Nama ilmu ini adalah ilmu ushul fiqh.


 

2.     Pengertian :

 

حَدُّهُ هُوَ عِلْمٌ يُبْحَثُ عَنِ الْقَوَاعِدِ وَالْأَدِلَّةِ اَلْإِجْمَالِيَّةِ الْكُلِّيَّةِ الْمُوَصِّلَةِ لِلْفِقْهِ، وَكَيْفِيَّةِ اَلِاسْتِفَادَةِ مِنْهَا، وَحَالِ اَلْمُسْتَفِيدِ.

 

Ilmu ushul fiqh adalah ilmu yang membahas tentang (1) kaidah dan dalil-dalil ijmali bersifat universal yang menyampaikan kepada fiqih, (2) tata cara pengambilan faidah dari dalil tersebut, dan (3) tentang keadaan orang yang mengambil faidah dari dalil ijmali tersebut, yaitu seorang mujtahid.


 

3.     Objek kajian :

 

مَوْضُوُعُهُ: اَلْأَدِلَّةُ اَلْمُوَصِّلَةُ إِلَى مَعْرِفَةِ الْأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ وَأَقْسَامِهَا، وَاخْتِلَافِ مَرَاتِبِهَا ، وَكَيْفِيَّةِ الِاسْتِدْلَالِ بِهَا مَعَ مَعْرِفَةِ حَالِ اَلْمُسْتَدِلِّ

 

Objek kajian ilmu ushul fiqh adalah dalil-dalil ijmali yang menyampaikan kepada pengetahuan terhadap hukum syariat dan macam-macamnya, pengetahuan terhadap perbedaan tingkatan hukum syariat, pengetahuan tentang tata cara istidlal dan pengetahuan tentang keadaan orang yang mengambil dalil, yaitu mujtahid.


 

4.     Faidah dan Tujuan mempelajari :

 

وَفَائِدَتُهُ مَعْرِفَةُ طَرَائِقِ الْفُقَهَاءِ فِي اِسْتِنْبَاطِ اَلْأَحْكَامِ ، وَاَلتَّمَكُّنُ مِنْ فَهْمِ اَلْأَدِلَّةِ اَلشَّرْعِيَّةِ فَهْمًا صَحِيحًا وَمَعْرِفَةُ اَلرَّاجِحِ مِنْ اَلْمَرْجُوحْ مِنْ أَقْوَالِ اَلْعُلَمَاءِ وَالتَّقَرُّبُ إِلَى اَللَّهِ جَلَّ جَلَالُهُ بِدَارِسَةِ هَذَا اَلْعَلَمِ

 

Faidah ilmu ushul fiqih adalah mengetahui metode fuqoha (para ahli fiqih) didalam penggalian hukum syariat, memberikan kemampuan dari memahami dalil syariat dengan pemahaman yang benar, pengetahuan tentang mana pendapat ulama yang rajih (lebih unggul) dan marjuh (kalah keunggulannya), dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mempelajari ilmu ini.

 

 

5.     Masalah :

 

مَسَائِلُهُ: قَضَايَاهُ اَلَّتِي يَلْتَزِمُهَا الْمُجْتَهِدُ ، وَيَسْتَفِيدُ مِنْهَا وَيَسْتَنْبِطُ اَلْأَحْكَامَ اَلشَّرْعِيَّةَ عَلَى ضُوْئِهَا؛ نَحْوُ اَلْاَصْلُ فِي الْأَمْرِ لِلْوُجُوبِ، وَالْاَصْلُ فِي النَّهْيِ لِلتَّحْرِيمِ

 

Masalah yang dikaji ilmu ushul fiqih adalah ketentuan-ketentuan ilmu ushul fiqh yang mana mujtahid menetapkan, mencari faidah, dan menggali hukum syariat dibawah naunggannya. Contohnya seperti ketentuan “asalnya perintah itu menunjukan ma’na wujub (harus dilakukan), dan “asalnya larangan itu menunjukan keharaman”, 

 

 

6.     Dasar pengambilan :

 

اِسْتِمْدَادُهُ: مِنَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَعِلْمِ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ وَعِلْمِ الْكَلَامِ اَيْ اُصُولِ الدِّينِ.

 

Dasar pengambilan ilmu ushul fiqih adalah al-Qur’an, Sunnah, ilmu bahasa arab, dan ilmu kalam (tauhid).

 

 

7.     Hukum mempelajari :

 

حُكْمُ الشَّارِعِ فِيْهِ: اَلْوُجُوْبُ الْعَيْنِيُّ عَلَى الْمُجْتَهِدِ وَالْمُفْتِى، واَلْوُجُوْبُ الْكِفَائِيُّ : عَلَى أَهْلِ كُلِّ نَاحِيَةٍ.

 

Hukum mempelajari ilmu ushul fiqih adalah (1) fardhu ain bagi setiap mujtahid dan mufti. (2) fardhu kifayah atas penduduk suatu daerah

 

 

8.     Hubungan :

 

وَنِسْبَتُهُ لِبَاقِي العُلُوْمِ التَّبَاينُ، وأَنَّهُ اَصْلٌ لِلْفِقْهِ

 

Hubungan ilmu ushul fiqih dengan ilmu lain adalah “tabayun” (perbandingan/masing-masing memiliki kejelasan), dan ilmu ushul fiqih merupakan dasar dari pada ilmu fiqih.

 

 

9.     Keutamaan :

 

فَضْلُهُ: أَنَّهُ مِنْ أَشْرَفِ الْعُلُومِ، لِشَرَفِ غَايَتِهِ، وَهُوَ الْعِلْمُ بِأَحْكَامِ اللَّهِ جَلَّ جَلَالُهُ اَلْمُتَضَمِّنُ لِلْفَوْزِ بِسَعَادَةِ الدَّارَيْنِ

 

Keutamaan ilmu ushul fiqh adalah ia merupakan salah satu dari ilmu agama islam yang paling mulia karena kemuliaan tujuan dan faidanya, yaitu mengetahui hukum-hukum Allah yang maha mulia lagi maha luhur, yang mana ilmu tersebut dapat megantarkan pada keselamatan dunia akhirat.

 

 

10.  Pendiri :

 

وَاضِعُهُ مِنَ النَّاحِيَّةِ الْعَمَلِيَّةِ: سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَمَّا وَاضِعُهُ مِنَ النَّاحِيَةِ الْعِلْمِيَّةِ فَهُمْ الْأَئِمَّةُ الْمُجْتَهِدُوْنَ رَحِمَهُمُ اللهُ تَعَالَى، وَأَوَّلُ مَنْ كَتَبَ كِتَابًا مُسْتَقِلًّا فِي أُصُوْلِ الْفِقْهِ هُوَ الْإِمَامُ الشَّافِعِي رَحِمَهُ اللهُ  تَعَالَى

 

Pendiri ilmu ushul fiqih dari sisi pengamalannya adalah : baginda kita nabi Muhammad SAW, adapun pendiri ilmu ushul fiqih dari sisi ilmiah adalah para mujtahid. Orang yang pertama kali menyusun kitab tentang ilmu ushul fiqih adalah imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i semoga Allah yang maha luhur merahmatinya.

 

 



NOTE :

 

PERBEDAAN ANTARA ILMU FIQIH & ILMU USHUL FIQH

 

Fiqih dan Ushul Fiqh merupakan dua disiplin ilmu yang amat berkaitan erat namun memiliki perbedaan. Untuk memahami lebih jelas mengenai fiqih dan ushul fiqh, perlu diketahui perbedaan di antara keduanya.  Berikut ini perbedaan antara ilmu fiqih dan ushul fiqh :

 

1. Objek Pembahasan

Dilihat dari objek pembahasannya, ilmu fiqih membahas tentang dalil-dalil yang bersifat juz'i (khusus) dan tafsili (rinci) sehingga menghasilkan hukum juz'i pula yang berhubungan dengan perbuatan mukalaf. Mukalaf merupakan seorang Muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan agama. Adapun yang menjadi objek pembahasan ushul fiqh adalah kaidah-kaidah yang bersifat kulli (umum) dan hukum yang bersifat umum pula.

 


2. Tujuan

Ilmu fiqih bertujuan untuk menerapkan hukum syariat terhadap perbuatan dan ucapan mukalaf. Sementara ushul fiqh bertujuan untuk dapat menerapkan kaidah-kaidah yang bersifat kulli terhadap nas-nas syariat.

 


3. Sifat

Dilihat dari sifatnya, fiqih lebih bersifat praktis, sedangkan ushul fiqh lebih bersifat kebahasaan (teoretis). Ushul fiqh meliputi bahasa dan kaidahnya, sebab kaidah-kaidah tersebut mutlak dan diperlukan oleh mujtahid, seperti pembahasan mengenai makna hakiki (riil) dan majaz (kiasan), lafaz umum, dan sebagainya. Sementara fiqih hanya menjelaskan hukum syarak yang mengikat orang mukalaf, seperti salat hukumnya wajib, riba hukumnya haram, dan sebagainya.

 


4. Asal

Dilihat dari asalnya, ushul fiqh merupakan dasar pijakan bagi ilmu fiqih, sedangkan fiqih merupakan hasil atau produk dari ushul fiqh. Dengan kata lain, dari ushul fiqh akan melahirkan ilmu fiqih.

 

 

 

Referensi :

 

  • Tahqiq Mabadi Al-Ulum Al-Ahad Asyar, Sholih Ali Rojab, Kairo-Mesir, Mathba’ah Wadhil Muluk
  • Al-Lu’lu’ Al-Mandzum Fi Mabadi Al-Ulum, Abu Ilyan Syafi’i, Kairo-Mesir, Farid Dhorghomi Al-Azhar
  • Al-Bidayah Fi Mabadi Ulum As-Syariyah, Kholid Bin Mahmud Al-Juhni, T.T - T.T, Maktabah Al-Alukah
  • Abjad Al-Ulum, Shodiq Bin Hasan Al-Qonuji, Kementerian Kebudayaan Dan Bimbingan Nasional Damaskus, Beirut-Libanon, Dar Ihya At-Turots Al-Arabi
  • Kasyfu Adz-Dzunun, Haji Kholifah, Beirut-Libanon, Dar Ihya At-Turots Al-Arabi
  • Idhah Al-Maknun Fi Adz-Dzaili Ala Kasyfi Adz-Dzunun, Isma’il Basya Bin Muhammad Amin Al-Baghdadi, Beirut-Libanon, Dar Ihya At-Turots Al-Arabi
  • An-Nafahat ala Syarh Waraqot, Surabaya-Indonesia, Al-Haromain
  • Al-Wajiz Fi Ushul Fiqh Islami, Dr. Wahbah Zuhaili, Beirut-Lebanon, Dar Al-Fikr
  • Ushul Fiqh Islami, Dr. Wahbah Zuhaili, Beirut-Lebanon, Dar Al-Fikr

 

 

M. Rifqy Aziz Syafe'i