مُقَدِّمَةٌ
Muqadimah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِ
Saya mulai
Dengan Menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
اَلْـحَمْدُ ِلِله الْمـُوَفِّقِ
لِلْعُلاَ ۞ حَمْداً يُوَافِي بِرَّهُ الْـمُتَكَامِلاَ
Segala puji bagi allah dzat yang menunjukkan kepada
keluhuran, dengan pujian yang sesuai kebaikan-Nya yang
sempurna
ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَى
النَّبِيِّ الـمُصْطَفَى ۞ والآلِ مَعْ صَحْبٍ وَتُبَّاعٍ وِلاَ
Lalu curahan
rahmat disertai ta’dzim semoga senantiasa tetap untuk nabi muhammad SAW yang dipilih, dan
keluarganya beserta sahabatnya dan pengikutnya yang mengikutinya
تَقْوَى الإِلَهِ
مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ ۞ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ
takwa kepada tuhan adalah pusat setiap kebahagiaan, dan mengikuti hawa
nafsu adalah pangkal kejelekan layaknya tali yang membelenggu hati
الطَّرِيْقَة
Jalan Menuju Allah
إِنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌ
وَطَرِيقَةٌ ۞ وَحَقِيقَةٌ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلاَ
sesunggahnya
jalan menuju Allah adalah syariat, thoriqoh dan haqiqah. maka dengarkan yang dicontohkan
فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَةٍ
وَطِرِيقَةٌ ۞ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقْيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ
syariat
seperti perahu, dan toriqoh seperti lautan, lalu haqiqah seperti permata yang
mahal
فَشَرِيعَةٌ أَخذٌ بِدِينِ
الخَالِقِ ۞ وَقِيَامُهُ بِالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ
Syariat itu adalah mengambil (berpegang teguh) agama Allah yang maha pencipta, melaksanakan perintah dan larangan
yang jelas
وَطَرِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ
كَالوَرَعِ ۞ وَعَزِيمَةٍ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاً
dan thoriqoh itu adalah mengambil kehati-hatihan, seperti bersifat wara (meninggalkan yang syubhat), dan kesungguhan hati seperti riyadloh (pelatihan jiwa)
وَحَقِيقَةٌ لَوُصُولُهُ
لِلْمَقْصِدِ ۞ وَمُشَاهَدٌ نُورَ التَّجَلِّىَ بِانجِلاَ
dan haqihah adalah sampainya seorang salik (penempuh jalan akhirat) pada tujuan, dan melihat cahaya tajallai (ketersingkapan) dengan jelas
مَنْ رَامَ دُرًّا لِلسَّفِينَةِ
يَرْكَبُ ۞ وَيَغُوصُ بَحْراً ثُمَّ دُرًّا حَصَّلاَ
barang
siapa yang mencari mutiara maka menaiki perahu, dan menyelam di lautan, lalu
ia mengasilakan Mutiara
وَكَذَا الطَّرِيْقَةُ
وَالحَقِيقَةُ يَا أَخِي ۞ مِنْ غَيْرِ فِعْلِ شَرِيْعَةٍ لَنْ تُحْصَلاَ
begitu juga
thoriqah dan haqiqah wahai saudaraku, tanpa melakukan syariat ia tidak akan di
hasilkan
فَعَلَيْهِ تَزْيِيْنٌ
لِظَاهِرِهِ الجَلِيّ ۞ بِشَرِيْعَةٍ لِيَنُوْرَ قَلْبٌ مُجْتَلَا
maka seorang salik (orang-orang yang menempuh jalan akhirat) hendaknya memperbaiki amal zhohirnya yang nyata dengan menjaga ketentuan syariat agar hatinya bercahaya
وَتَزُوْلَ عَنْهُ ظُلْمَةٌ كَيْ
يُمْكِنَا ۞ لِطَرِيْقَةٍ فِي قَلْبِهِ أَنْ تَنْزِل
dan agar hilang
darinya kegelapan supaya memungkinan ajaran thariqoh menetap di hatinya
وَلِكُلِّ وَاحِدِهِمْ طَرِيْقٌ
مِنْ طُرُقٍ ۞ يَخْتَارُهُ فَيَكُونُ مِنْ ذَا وَاصِلَا
bagi masing-masing salik (orang-orang yang menempuh jalan akhirat) memiliki jalan masing-masing dari beberapa jalan yang mereka pilih, maka dengan jalan itulah ia
sampai
كَجُلُوْسِهِ بَيْنَ الأَنَامِ
مُرَبِّيًا ۞ وَكَكَثْرَةِ الأَوْرَادِ كَالصَّوْمِ الصَّلَا
seperti duduknya seorang salik mendidik manusia, dan memperbanyak wirid, begitu pula puasa dan sholat
وَكَخِدْمَةٍ لِلنَّاسِ
وَالحَمْلِ الحَطَبِ ۞ لِتَصَدُّقٍ بِمُحَصَّلٍ مُتَمَوِّلَا
dan seperti melayani manusia, dan membawa kayu bakar untuk sedekah dengan hasil yang ia dapat berupa harta
مَنْ رَامَ أنْ يَسْلُكْ طَرِيْقَ
الأَوْلِيَا ۞ فَلْيَحْفَظَنْ هَذَا الوَصَايَا عَامِلَا
barang
siapa yang menapaki jalan para wali, maka hendaknya ia menjaga wasiat-wasiat ini
seraya melaksanakan
التَّوْبَةِ
Taubat
أُطْلُبْ مَتَابًا بِالنَّدَامَةِ
مُقْلِعًا ۞ وَبِعَزْمِ تَرْكِ الذَّنْبِ فِيْمَا اسْتَقْبَلَا
Carilah pertaubatan dengan cara menyesali dosa karena Allah seraya langsung meninggalkan dosa tersebut, dan dengan ber-azam (berencana kuat untuk tidak melakukan dosa itu di waktu yang akan datang)
وَبَرَاءَةً مِنْ كُلِّ حَقِّ
الآدَمِي ۞ وَلِهَذِهِ الأَرْكَانِ فَارْعَ وَكَمِّلَا
dan dengan meminta pembebasan (meminta maaf kepada orang yang didzolimi) dari dosa yang berkaitan dengan setiap hak manusia, dan jagalah hal ini dan sempurnakan pelaksanaan rukun-rukun taubat ini
وَقِهِ دَوَامًا بِالمُحَاسَبَةِ
الَّتِي ۞ تَنْهَاكَ تَقْصِيْرًا جَرَى وَتَسَاهُلًا
dan selalu
jagalah jiwamu dengan muhasabah (intropeksi diri) yang akan mencegahmu dari sifat semberono dan meremehkan agama
وَبِحِفْظِ عَيْنٍ وَاللِّسَانِ
وَسَائِرِ الْـ ۞ أَعْضَاءِ جَمِيْعاً فَاجْهَدَنْ لَا تَكْسَلَا
dan dengan
menjaga mata, lisan dan seluruh anggota, bersungguh-sungguhlah dan
jangan malas
فَالتَّوْبُ مِفْتَاحُ لِكُلِّ
طَاعَةٍ ۞ وَأَسَاسُ كُلِّ الْخَيْرِ أَجْمَعَ أَشْمَلَا
maka taubat
adalah kunci setiap ketaatan, dan pondasi setiap kebaikan seluruhnya
فَإِنِ ابْتُلِيْتَ بِغَفْلَةٍ
أَوْ صُحْبَةٍ ۞ فِي مَجْلِسٍ فَتَدَارَكَنَّ مُهَرْوِلًا
jika kamu
diberi cobaan oleh allah dengan sifat lalai/pelupa dan terlena dengan pergaulan disuatu majlis, maka kejarlah pertaubatan dengan berlari
القَنَاعَةُ
Qona’ah
وَاقْنَعْ بِتَرْكِ المُشْتَهَى
وَالْفَاخِرِ ۞ مِنْ مَطْعَمٍ وَمَلَابِسٍ وَمَنَازِلًا
dan
bersifat qona'ah lah (menerima pemberian Allah walau sedikit tanpa mengeluh), dengan meninggalakan yang di inginkan nafsu dan yang bermewah-mewah dari makanan, pakaian dan tempat tinggal
مَنْ يَطْلُبَنْ مَا لَيْسَ
يَعْنِيْهِ فَقَدْ ۞ فَاتَ الَّذِي يَعْنِيْهِ مِنْ غَيْرِ ائْتِلا
barang
siapa mencari sesuatu yang tidak bermanfaat, maka ia akan kehilangan sesuatu
yang sebenarnya bermanfaat, tanpa diragukan lagi
الزُّهْدُ
Zuhud
وَازْهَدْ وَذَا فَقْدُ عَلَاقَةِ
قَلْبِكَ ۞ بِالْمَالِ لَا فَقْدٌ لَهُ تَكُ أَعْقَلَا
dan
zuhud lah (memprioritaskan kemaslahatan agama, tidak condong hati pada dunia yang merusak), dan zuhud ini adalah hilangnya hubungan hatimu dengan harta, bukan hilangnya harta, maka jadilah kamu orang yang cerdas
وَالزُّهْدُ أَحْسَنُ مَنْصِبٍ
بَعْدَ التُّقَى ۞ وَبِهِ يُنَالُ مَقَامُ أَرْبَابِ العُلَا
dan zuhud
adalah sebaik derajat setalah takwa, dan dengan zuhud dapat diperoleh kedudukan
orang orang yang memiliki keluhuran
وَمُحِبُّ دُنْيَا قَائِلٌ أَيْنَ
الطَّرِيْقُ ۞ أَيْنَ الخَلَاصُ كَمُسْكِرٍ شَرِبَ الطِّلَا
dan orang
yang suka dunia berkata : di mana jalan akhirat itu ?, di mana jalan keselamatan itu ? seperti orang mabuk yang meminum arak (padahal jalan tersebut sudah jelas ilmunya)
وَاتْرُكْ مِنَ الأَزْوَاجِ مَنْ
مَا سَاعَدَتْ ۞ فِي طَاعَةٍ وَاخْتَرْ عُزُوْباً فَاضِلاً
dan
tinggalkan lah istri yang tidak menolongmu dalam taat, dan pilihlah membujang
لِسَلَامَةِ الدُّنْيَا خِصَالٌ
أَرْبَعٌ ۞ غَفْرٌ لِجَهْلِ الْقَوْمِ، مَنْعُكَ تَجْهَلَا
untuk
keselamatan dunia ada empat perkara: (1) mengampuni ketidak tahuan orang lain, (2) kamu
tidak berlaku bodoh
وَتَكُوْنَ مِنْ سَيْبِ
الأُنَاسِي آيِساً ۞ وَلِسَيْبِ نَفْسِكَ لِلْأُنَاسِي بَاذِلاً
(3) engkau
tidak mengharap pemberian orang lain, (4) dan engkau gemar memberi terhadap orang lain
تَعَلُّمُ الْعِلْمِ الشَّرْعِيّ
Mempelajari
Ilmu Syariat
وَتَعَلَّمَنْ عِلْماً يُصَحِّحُ
طَاعَةً ۞ وَعَقِيْدَةً وَمُزَكِّيَّ الْقَلْبِ اصْقُلاً
Dan
belajarlah ilmu yang memperbaiki ketaatan (ilmu fiqih), ilmu yang membenahi aqidah (ilmu tauhid) dan ilmu yang membersihkan
hati (ilmu tasawuf) dengan menjadi berkilau
هَذِ الثَّلَاثَةُ فَرْضُ عَيْنٍ
فَاعْرِفَنْ ۞ وَاعْمَلْ بِهَا تَحْصُلْ نَجَاةً وَاعْتَلَا
tiga ilmu ini (fiqih, tauhid, tasawuf) hukum mempelajarinya adalah fardlu ain maka ketahuilah dan amalkanlah, maka kamu akan menghasilkan
keselamatan dan keluhuran
الْمُحُافَظَةُ عَلَى السُّنَنِ
Menjaga
Sunnah-Sunnah Nabi Muhammad SAW
حَافِظْ عَلَى سُنَنٍ وَآدَابٍ
أَتَتْ ۞ مَأْثُوْرَةً عَنْ خَيْرِ مَنْ جَا مُرْسَلَا
jagalah
kesunahan dan adab yang datang dengan diriwayatkan dari sebaik orang yang
diutus
إِنَّ التَّصَوُّفَ كُلَّهُ
لَهُوَ الأَدَب ۞ وَمِنَ العَوَارِفِ فَاطْلُبَنْهُ وَعَوِّلَا
sesungguhnya
tasawwuf itu mayoritas bahasanbya adalah tentang adab, maka panduan tentang tasawuf dari kitab "awariful maarif" carilah dan
pegangilah
إِذْ لَا دَلِيْلَ عَلَى
الطَّرِيْقِ إِلَى الإِلَه ۞ إِلَّا مُتَابَعَةِ الرَّسُوْلِ المُكْمِلَا
karena
tidak ada petunjuk jalan kepada Allah, kecuali mengikuti rasulullah sang penyempurna
فِي حَالِهِ وَفَعَالِهِ
وَمَقَالِهَ ۞ فَتَتَبَّعَنْ وَتَابِعَنْ لَا تَعْدِلَا
dalam
tingkahnya, pekerjaannya, dan ucapan beliau, maka carilah ilmu itu dan ikutilah jangan
menyimpang
وَطَرِيْقُ كُلِّ مَشَايِخٍ قَدْ
قُيِّدَتْ ۞ بِكِتَابِ رَبِّي وَالحَدِيْثِ تَأَصَّلَا
dan thoriqah
semua guru telah di ikat dengan kitab tuhanku (yaitu Al-Quran dan hadis yang menjadi dasarnya
طَالِعْ رِيَاضَ الصَّالِحِيْنَ
وَاحْكُمَنْ ۞ مَا فِيْهِ تَظْفَرْ بِالسَّعَادَةِ وَاعْمَلَا
Tela'ah lah kitab riyadlus sholihin dan kokohkanlah apa-apa yang ada disana, maka kamu akan
memperoleh kebahagiaan dan amalkanlah
وَاهْتَمَّ بِالْفَرْضِ الَّذِي
لَا يُقْرَبُ ۞ مِنْ ذِي الْعَطَاءِ بِمِثْلِ ذَلِكَ أكْمَلًا
dan
utamakanlah menunaikan amal fardlu yang mana Allah sang pemberi kebaikan tidaklah didekati dengan hal semisal amal fardhu seraya menyempurnakan-nya
مَا زَالَ عَبْدِي بِالنَّوَافِلِ
يَقَرَبُ ۞ حَتَّى أكُوْنَ لَهُ يَداً وَالأرْجُلاً
dan seorang
hamba tidak henti-henti mendekatkan diri pada allah dengan amal sunnah sampai menjadi nyata ma'na hadis "aku (Allah) menjadi
tangannya (hamba yang shalih) dan kakinya (hamba yang shalih)
والسَّمْعَ مِنْهُ ثُمَّ عَيْناً
بَاصِرَة ۞ أيْ مِثْلَ ذَلِكَ فِي الْمَطَالِبِ هَرْوَلاً
dan
telinganya dan matanya, maksudnya seperti hal itu, maka larilah dalam mencari keridhoan Allah
التَّوَكُّلُ
Tawakal
وَتَوَكَّلَنْ مُتَجَرِّداً فِي
رِزْقِكَ ۞ ثِقَةً بِوَعْدِ الرَّبِّ أَكْرَمَ مُفْضِلَا
dan
bertawakkallah dengan melepaskan dalam rizkimu , seraya percaya dengan janji
tuhan yang mulia dan unggul
أَمَّا المُعِيْلُ فَلَا يَجُوْزُ
قُعُوْدُهُ ۞ عَنْ مَكْسَبٍ لِعِيَالِهِ مُتَوَكِّلَا
adapun
orang yang memiliki tanggungan maka tidak boleh meniggalkan dari bekerja untuk
keluarganya dengan bertawakkal
لَا تَبْذُلَنْ لِلنَّاسِ
عِرْضَكَ طَامِعاً ۞ فِي مَالِهِمْ أَوْ جَاهِهِمْ مُتَذَلِّلَا
jangan
rendahkan kehormatanmu pada manusia dengan berharap dalam harta mereka atau
kedudukan mereka
الإخْلَاصُ
Ikhlas
أَخْلِصْ وَذَا أَنْ لَا تُرِيْدَ
بِطَاعَةٍ ۞ إلَّا التَّقَرُّبَ مِنْ إِلَهِكَ ذِي الْكَلَا
ikhlaslah ,
dan ikhlas adalah hendaknya engakau tidak mengharpkan dengan taat kecuali
mendekat kepada tuhanmu yang memiliki padang rumput
لَا تَقْصِدَنْ مَعَهُ إِلَى
غَرَضِ الدُّنَا ۞ كَثَنَائِهِمْ أَوْ نَحْوِ ذَاكَ تَوَصُّلَا
jangan
engkau tuju bersamanya pada tujuan dunia, seperti pujian manusia atau
sepadannya
وَاحْذَرْ رِيَاءً مُحْبِطاً
لِعِبَادَةٍ ۞ فَانْظُرْ إِلَى نَظْرِ العَلِيْمِ فَتَكْمُلَا
dan
hindarilah riya yang menghilangkan ibada, maka lihatlah pada pandangan orang
yang pintar maka kau akan sempurna
لَا تُظْهِرَنَّ فَضِيْلَةً كَي
تُعْتَقَدَ ۞ لَا تُبْرِزَنَّ لِيُنْكِرُوْكَ رَذَائِلاَ
jangan
engkau perlihatkan keutamaan agar engkau di anggap, jangan engkau perlihatkan
kejelekan agar manusia menginkarimu
إِيْمَانُ مَرْءٍ لَا يَكُوْنُ
تَكَامَلاَ ۞ حَتَّى يَرَى نَاساً بِإِبْلٍ مُثِّلَا
iman
seorang tidak sempurna sampai ia melihat manusia sama dengan unta
فَيَكُوْنُ مَدْحُهُمْ
وَذَمُّهُمْ سَوَى ۞ لَمْ يَخْشَ لَوْمَةَ لَائِمٍ فِي ذِي الْعُلَا
maka pujian
dan hinaan mereka sama, tidak takut hinaan orang yang menghina dalam (menuju)
tuhan yang melikiki keluhuran
عَمَلٌ لِأَجْلِ النَّاسِ شِرْكٌ
تَرْكُهُ ۞ لِلنَّاسِ ذَاكَ هُوَ الرِّيَاءُ سَبَهْلَلاَ
amal karena
manusia adalah syirik, dan menignggalkan amal karena manusia adalah riya
لَا تَطْلُبَنْ عِنْدَ المُهَيْمِنِ
مَنْزِلاً ۞ إِنْ كُنْتَ تَطْلُبُ عِنْدَ نَاسٍ مَنْزِلاً
jangan
engkau cari kedudukan di sisi tuhan yang kuasa, jika engak mencari kedudukan di
sisi manusia
الْعُزْلَةُ
لَا تَصْحَبَنْ مَنْ كَانَ أَهْلَ
بَطَالَةٍ ۞ وَتَسَاهُلٍ فِي الدِّيْنِ ذَاكَ هُوَ البَلاَ
jangan
engkau menemani orang yang biasa pengangguran dan meremehkan agama, hal
tersebut adalah cobaan
وَالعُزْلَةُ الأَوْلَى إِذَا
فَسَدَ الزَّمَنُ ۞ أَوْ خَافَ مِنْ فِتَنٍ بِدِيْنٍ مُبْتَلَا
dan uzlah
itu baik jika zaman sudah rusak, atau takut fitnah akan agama
وَكَذَا إِذَا خَافَ الْوُقُوْعَ
بِشُبْهَةٍ ۞ أَوْ فِي حَرَامٍ أَوْ لِذَاكَ مُمَاثِلاً
begitu juga
jika ia takut terjerumus dalam syubhat atau dalam haram, atau yang menyamia hal
tersebut
وَالاخْتِلَاط بِنَاسِناً فِي
جُمْعِهِمْ ۞ وَجَمَاعَةٍ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ فُضِّلاَ
dan
berkumpul dengan manusa dalam perkumpulan mereka dan dalam sholat jamaat atau
sesamanya itu diutamakan
هَذَا لِمَنْ بِالْعُرْفِ
يَقْدِرُ يَأْمُرُ ۞ وَعَنِ الْمَنَاكِرِ قَدْ نَهَى مُتَحَمِّلاً
ini bagi
orang yang mampu amar makruf dan nahi munkar
صَبْراً عَلَى كُلِّ الأَذَى لَا
يَغْلِبُ ۞ فِي ظَنِّهِ عِصْيَانُهُ بِمَحَافِلاً
sabar
terhadap setiap penganiayaan, tidak bermaksian dalam perkumpulan
لَكِنْ يَقُوْلُ الْبَعْضُ مِنْ
مُتَأَخِّري الْـ ۞ ـفُضَلَاءِ عُزْلَةُ ذِي الزَّمَانِ مُفَضَّلاً
tetapi
sebagian ulama akhir berkata: uzlah pada zaman ini di utamakan
إذْ نَادِرٌ حَقًّا خُلُوُّ
مَحَافِلٍ ۞ عَنْ حَوْبَةٍ فَانْظُرْ لِنَفْسِكَ عَاقِلاً
karena
jarang sekali perkumpulan sunyi dari kemaksiatan, maka lihatlah dirimu seraya
berakal
كُلُّ المَعَاصِي كَالرِّبَا
وَكَغِيْبَةٍ ۞ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ بِاخْتِلَاطِكَ حُصِّلَا
setiap
maksiat seperti riba dan ghibah atau sesamanya dapat dihasilkan sebeb
perkumpulan
حِفْظُ الأَوْقَاتِ
Menjaga Waktu
وَاصْرِفْ إِلَى الطَّاعَاتِ
وَقْتَكَ كُلَّهُ ۞ لَا تَتْرُكَنْ وَقْتاً سُدًا مُتَسَاهِلاً
arahkan
semua waktumu pada taat, jangan meninggalkan waktu terbuang sia-sia
وَتَصِيْرُ أَوْقَاتُ الْمُبَاحِ
بِنِيَّةٍ ۞ مَصْرُوْفَةً بِالْخَيْرِ فَاصْحَ بِلَا ائْتِلَا
dan waktu
mubah dengan niat (yang baik) dapat di arahkan menjadi kebaikan, maka bangunlah
tanpa ragu
وَزِّعْ بِعَوْنِ اللَّهِ
وَقْتَكَ وَاصْرِفَنْ ۞ كُلًّا بِمَا هُوَ لَائقٌ مُتَبَتِّلا
dan bagilah
-denngan pertolongan allah- waktumu, dan arahkan semua kepada yang baik seraya
beribadah
كَيْفِيَةُ تَوْزِيْعِ الأَوْقَاتِ
Cara Mengatur
Waktu
فَإذَا بَدَا فَجْرٌ فَصَلِّ
تَخَشُّعاً ۞ مُتَدَبِّراً لِقِرَاءَةٍ وَمُكَمِّلاً
jika fajar
sudah nampak maka sholatlah dengan khusyu’ seraya membaca al quran dan
menyempurnakan
وَاجْهَدْ لِتُحْضِرَ فِي
صَلَاتِكَ قَلْبَكَ ۞ جُهْداً بَلِيْغًا كَيْ تَنَالَ فَضَائِلَا
dan
bersungguh-sungguhlan untuk menhadirkan hatimu dalam sholatmu, dengan sungguh
sungguh yang sangat agar engkau memperoleh keutamaan
لَا تَنْسَ أَنَّ اللَّهَ نَاظِرُ
قَلْبِكَ ۞وَحُضُوْرَهَ وَشُهُوْدَهُ لَكَ فَاوْجِلاَ
jangan lupa
bahwa Allah melihat hatimu, hadir Allah dan melihat allah padamu maka takutlah
فَضْلُ الْجَمَاعَةِ
Keutamaan
Shalat Jama’ah
لَا تَتْرُكَنَّ جَمَاعَةً قَدْ
فُضِّلَتْ ۞ بِالسَّبْعِ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْ فَضْلٍ عَلاَ
jangan
meninggakan jamaah yang diutamakan dua puluh tujuh dari anugrah Allah yang
luhur
وَلِمَ التَّعَلُّمُ إِنْ تَكُنْ
تَتَسَاهَلُ ۞ فِي مِثْلِ هَذَا الرِّبْحِ أَخْسَرَ أَجْهَلاَ
dan untuk
apa belajar jika kau meremehkan seperti keuntungan ini, kamu merugi dan bodoh
الْأَوْرَادُ بَعْدَ الصُّبْحِ
Wirid
Setelah Shalat Subuh
ثُمَّ اشْتَغِلْ بِالْوِرْدِ لَا
تَتَكَلَّمَنْ ۞ مُسْتَقْبِلاً وَمُرَاقِباً وَمُهَلِّلاً
lalu
subuklah dengan wirid, jangan berbicara, seraya menghadap kiblan, dan
memperhatikan , dan tahlil
بِطَرِيْقَةٍ مَعْهُوْدَةٍ
لِمَشَايِخِ ۞ لِتَرَى بِهِ نَاراً وَنُوْراً حَاصِلاً
dengan thoriqah
yang diketahui bagi para guru, agar kau melihat api dan cahaya , seraya
menghasilkan
فَيَضِيءُ وَجْهُ الْقَلْبِ
بِالنُّوْرِ الْجَلِي ۞ وَيَصِيْرُ مَذْمُوْمُ الطَّبَائِعِ زَائِلاً
maka wajah
hati bersinar dengan cahaya yang jelas, dan akhlak yang jelas menjadi hilang
فَتَصِيْرُ أَهْلاً
لِلْمُشَاهَدَةِ الَّتِي ۞ هِيَ نِعْمَةٌ عُظْمَى فَصِرْ مُتَأَهِّلاً
maka kamu
menjadi ahli musyaadah yang hal tersebut adalah nikmat yang agung, maka jadilah
orang yang layak
صَلَاةُ الإشْرَاقِ
Shalat
Isyroq
حَتَّى إِذَا شَمْسٌ بَدَتْ
كَرُمَيْحِنَا ۞ صَلَّى لِإِشْرَاقٍ وَقُرْآناً تَلا
sampai
ketika nampak matahari seperti tombak kita, maka solatlat isyrak dan bacalah
quran
حِزْباً فَأكْثَرَ بِاتِّعَاظٍ
مَعَ أَدَبٍ ۞ وَحُضُوْرِ قَلْبٍ خَاشِعاً وَمُرَتِّلاً
satu hizib
atau lebih banyak, dengan adab dan hadirnya hati seraya khusy’ dan tartil
تِلَاوَةُ الْقُرْآنِ مِنْ أَدْوِيَةِ الْقَلْبِ
Membaca Al-Qur’an
Sebagai Salah Satu Obat Hati
وَدَوَاءُ قَلْبٍ خَمْسَةٌ
فَتِلَاوَةٌ ۞ بِتِدَبُّرِ المَعْنَى وَلِلْبَطْنِ الخَلاَ
obat hati
itu lima, membaca quran dengan tadabbur makna, dan hati yang sunyi
وَقِيَامُ لَيْلٍ وَالتَّضَرُّعُ
بِالسَّحَرِ ۞ وَمُجَالَسَاتُ الصَّالِحِيْنَ الفُضَلا
dan bangun
malam, dan mendekatkan diri waktu sahur, dan menemani duduk orang orang yang
soleh yang utama
الأخْلاَقُ الحَسَنَةُ لِقَارِئ القُرْآنِ
Akhlak
Hasanah Bagi Pembaca Al-Qur’an
وَلِقَارِئ وَلِحَافِظٍ
يَتَخَلَّقُ ۞ بِمَحَاسِنِ الشِّيَمِ الرَّضِيَّةِ مُكْمِلاَ
orang yang
membaca quran dan yang hafal quran hendaknya berakhlak dengan akhlak yang baik
yang diridloi dan menyempurnakan
كَزَهَادَةِ الدُّنْيَا كَذَا
أُتْرُكْ مُبَا ۞ لاَةً بِهَا وَبِأَهْلِهَا مُتَقَلِّلاً
seperti
meninggalkan dunia, begitu juga tinggalkan memperdulikan dunia, dan ahli dunia,
seraya menyedikitkan
وَكَذَا السَّخَا وَالجُودُ ثُمَّ
مَكَارِمُ ال ۞ أَخْلاَقِ ثُمَّ طَلَاقَةٌ لَا خَاتِلاً
begitu juga
dermawan, lalu akhlak yang mulia, dan ceria
وَالحِلْمُ ثُمَّ الصَّبْرُ ثُمَّ
تَنَزُّهٌ ۞ عَمَّا دَنَا مِنْ مَكْسَبٍ مُتَجَمِّلاً
dan aris
lalu sabar lalu bersih dari pekerjaan yang rendahan, lalu behias
وَمُلاَزَمَاتٌ لِلسَّكِينَةِ
وَالوَرَعِ ۞ وَخُشُوْعِهِ وَتَوَاضُعٍ مُتَكَمِّلاً
dan
menetapi tenang dan wira’i, dan khusu’ dan tawadlu’ seraya menyempurnakan
وَلِقَصِّ شَارِبِهِ وَتَسْرِيحِ
اللِّحَى ۞ وَإِزَالَةٍ ظَفْراً وَإِبْطاً فَافْعَلَا
dan
memotong kumis dan memanjangkan jenggot, dan menghilangkan kuku dan bulu ketiak
maka lakukan
وَإزَالَةِ الرِّيحِ الكَرِيهَةِ
وَالوَسَخ ۞ وَمَلَابِسٍ مَكْرُوْهَةٍ فَتَأمَّلاَ
dan
menghilangkan bau yang tidak enak dan kotoran dan pakaian yang tidak di sukai ,
maka angan-anganlah
وَكَذَا اجْتِنَابًا لِلمَضَاحِكِ
لَازِمَنْ ۞ وَكَذَاكَ إكْثَاراً مِزَاحاً زَيَّلاَ
begitu juga
menjahui tertawa, begitujuga memperbanyak bermain
وَلْيَحْذَرَنْ عَجَباً رِيِاءً
وَالحَسَدَ ۞ وَالاحْتِقَارَ لِغَيْرِهِ بِالاعْتِلاِ
dang
hendaknya menjaui ujub , riya, hasud, menghina orang lain dengan sombong
وَاسْتَعْمِلِ المَأْثُورَ مِنْ
ذِكْرٍ دُعَا ۞ وَكَذَاكَ تَسْبِيْحٌ وَتَهْلِيلٌ جَلاَ
dan lakukan
dzikir dan doa yang di riwayatkan dari nabi, begitu juga tasbih dan tahlil yang
jelas
وَيُرَاقِبُ المَوْلَى بِسِرٍّ
وَالعَلَن ۞ وَعَلَى الإلَهِ بِكُلِّ أَمْرٍ عَوَّلاَ
dan
meneliti allah dalam rahasian dan nampak, dan berpegangan Allah di semua
urusannya
ذَا بَعْضُ آدَابٍ لِقَارِ
وَاطْلُبَنْ ۞ بَاقٍ مِنَ التِّبْيَانِ وَانْحَ مُكَمِّلاَ
ini adalah
sebagaian adab bagi pembaca qurann, dan carilah sisanya dari kitab tibyan
صَلاَةُ الضُّحَى
Keutamaan
Shalat Sunnah Dhuha
ثُمَّ الضُّحَى صَلِّي وَلاَ
تَدَعِ الفِكَر۞ بِهُجُوْمِ مَوْتٍ وَالتَّحَسُّرِ وَالبِلَى
lalu sholat
dluha, dan jangan tinggalkan memikir dengan datangya mati, penyesalan dan
kehancuran
عَمَلٌ بِلاَ ذِكْرِ المَنِيَّةِ
لَا أَثَر ۞ وَبِذِكْرِهَا حَقًّا كَضَرْبِ مَعَاوِلَا
amal tanpa
ingat mati tidak ada faedah, dan dengan mengingat dengan sangat seperti pukulan
palu
الاشْتِغَالُ بِالعِلْمِ
Sibuk Dengan
Menuntut Ilmu
ثُمَّ اشْتَغِلْ بِالعِلْمِ أوْ
بِعِبَادَةٍ ۞ أوْ بِالمَعِيْشَةِ وَاخْتَرَنْ الأَفْضَلاَ
Lalu
sibukkan dingan ilmu atau ibadah atau pekerjaan dan pilihlah yang lebih utama
فَضْلُ العِلْمِ وَالمُتَعَلِّمِ
فَلِعَالِمٍ فَضْلٌ عَلَى مَنْ
يَعْبُدُ ۞ فَضْلَ البُدُورِ عَلَى الكَوَاكِبِ فِي الجَلاَ
orang yang
alim memiliki keutamaan atas orang yang beribadah seperti keutamaan bulan atas
bintang dalam terangnya
إنَّ الإلَهَ وَأهْلَ كُلِّ
سَمَائِهِ ۞ وَالأرْضِ حَتَّى الحُوتَ مَعْ نَمْلِ الفَلاَ
sesungguhnya
allah dan penduduk langitnya dan bumu sampai ikan dan semut
كُلٌ يُصَلِّى يَا حَبِيبُ عَلَى
الَّذِي ۞ قَدْ عَلَّمَ الخَيْرَ الأُنَاسَ مُحَصِّلاً
semuanya
berselawat wahai kekasih pada orang yang mengajar kebaikan pada manusia
مَنْ فِي طَرِيقٍ لِلتَّعَلُّمِ
يَسْلُكُ ۞ فَإِلَى الجِنَانِ لَهُ طَرِيقٌ سُهِّلاَ
siapa yang
menapaki jalan mencari ilmu maka ia di mudahka jalan ke sorga
وَمَلاَئِكٌ تَضَعُ الجَنَاحَ
لَهُ إِذَا ۞ يَسْعَى رِضاً بِمُرَامِهِ مُتَقَبَّلاَ
dan para
malaikat meletakkan sayap padanya jika ia berjalan, karena ridlo terhadap
tujuannya
وَتَعَلُّمٌ لِلْبَابِ مِنْ
عِلْمٍ لَهُ ۞ فَضْلٌ عَلَى مِائَةِ الرُّكَيْعَةِ نَافِلاً
belajar
satu bab ilmu lebih baik dari pada seratus rakaat sholat sunnah
هَذَا إِذَا قَصَدَ الإِلهَ
وآخِرَةَ ۞ بِالعِلْمِ إِلَّا فَالْهَلاَكُ تَحَصَّلاَ
ini jika
mengharap tuhan dan akhirat, jika tidak maka kerusakan yang dihasilkan
عُلَمَاءُ السُّوءِ
Ulama yang
buruk
وَلْيُحْرَمَنْ عُرْفَ الجِنَانِ
الفَاخِرَةِ ۞ وَلْيَسْقُطَنْ فِي دَرْكِ نَارٍ نَازِلاَ
hendaknya
adi halangi dari bau sorga yang baik, dan turun ke dalam kedalaman neraka
رَجُلٌ بِهِ يُؤْتَى غَداً
يُلْقَى بِهِ ۞ فِي النَّارِ تَخْرُجُ مِنْهُ أَمْعَاءٌ جَلاَ
seorang
yang besok didatangkan dan di lempar ke neraka, keluar darinya usus yang jelas
فِيهَا يَدُورُ كَمَا يَدُورٌ
حِماَرُنَا ۞ بِرَحَاهُ تَطْحَنُ كاَلْحَصِيدِ تَذَلُّلاً
dalam
neraka ia berputar seperti berputarnya himar kita di tempat gilingnya
فَيَجِيءُ مَنْ فِي النَّارِ
يَسْأَلُهُ أَمَا ۞ قَدْ كُنْتَ تَأْمُرُنَا وَتَنْهَى مُقْبِلاً
maka datang
orang yang berada di neraka menanyakan bukankah kamu memerintahkan kami dan
melarang kami
فَيَقُولُ يَا قَوْمِي بَلَى
لَكِنَّنِي ۞ مَا كُنْتُ بِالْعِلْمِ المُكَرَّمِ عَامِلاً
maka ia
berkata wahai kaum ku iya , tetapi aku tidak mengamalkan terhadap ilmu
عَلَاماَتُ طُلَّابِ السُّوْءِ
Ciri-Ciri
penuntut ilmu yang buruk
فَإذَا رَأَى مُتَعَلِّماً
يَكْبُو عَلَى الـ ۞ ـشَّهَوَاتِ مُتَّبِعاً هَوَاهُ مُعَامِلاً
jika
seorang melihat orang yang belajar melakukan syahwat, dan menyapekkan hawa
nafsunya
مُتَكَالِباً أَيْضاً عَلَى رُومِ
الدُّنَا ۞ مِنْ غَيْرِ مِنْهَاجٍ مُبَاحٍ فَائِلاً
mencintai dunia
tanpa cara yang di perbolehkan
أَوْ قَدْ تَعَاطَى عِلْمَ فَرْضِ
كِفَايَةٍ ۞ مِنْ قَبْلِ فَرْضِ العَيْنِ عِلْماً وَابْتَلاً
atau
melakukan fardlu kifayah sebelum fardlu ain, secara memepelajari dan menguji
فَلَقَدْ تَبَيَّنَ مِنْ
قَرَائِنِ حَالِهِ ۞ قَصْدُ لِغَيْرِ اللِّه فِيْهِ تَغَلْغَلاَ
maka telah
jelas dari tanda-tanda keadannya tujuan selain Allah
وَكَذَا إِذَا تَرَكَ الصَّلاَةَ
جَمَاعَةً ۞ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ بَلْ بِأنْ يَتَكَاسَلَا
begitu juga
jika ia meniggalkan sholat jamaah tanpa udzur, tetapi karena malas
وَكَذَاكَ تَرْكٌ لِلرَّوَاتِبِ
وَالسُّنَنِ ۞ إِنْ أُكِّدَتْ فَاعْمَلْهُ وَاصْحَ تَبَتُّلاً
begitu
jjuga meniggalkan sholat rawatib dan sunnah jika muakkad, maka sadarlah seraya
beribadah
عَلاَمَاتُ عُلَمَاءِ الآخِرَةِ
Ciri Ulama
Akhirat
وَلِعَالِمٍ الأُخْرَى عَلَامَاتٌ
تُرَى ۞ لَا يَطْلُبُ الدُّنْيَا بِعِلْمِ مَسَائِلاَ
bagi alim
akhirat ada alamat yang dapat di ketahui, tidak mencari dunia dengan ilmunya
وَلِذَاكَ آيَاتٌ تَكُوْنُ
كَثِيْرَةٌ ۞ أَنْ لَا يُخَالِفَ قُوْلُهُ مَا يَفْعَلاَ
untuk hal
tersebut ada tanda-tanda banyak, hendaknya ucapannya tidak berbeda dengan
tindakannya
وَيَكُونَ بِالمَأْمُورِ أَوَّلَ
عَامِلٍ ۞ وَعَنِ الَّذِي يَنْهَى تَجَنَّبَ أَوَّلاَ
dan dengan
apa yang diperintah pertama kali yang melakukan dan dari yang dilarang awal
yang meninggalkan
وَيَكُونَ مُعْتَنِياً بِعِلْمٍ
رَغَّبَا ۞ فِي طَاعَةٍ نَاهٍ عَنِ الدُّنْيَا اجْتَلاَ
dan
memperhatikan ilmu, suka dalam taat , serta melarang dunia
مُتَوَقِّياً عِلْماً يَكُونُ
مُكْثِراً ۞ قِيلاً وَقَالاً وَالجِدَالَ مُسَوَّلاَ
serta
menjahui ilmu yang untuk memperbanyak kata-kata, bantahan yang di hiasi
وَيَكُوْنَ مُجْتَنِباً تَرَفُّهَ
مَطْعَمٍ ۞ وَبِمَسْكَنٍ وَأَثَاثِ ذَاكَ تَجَمُّلاً
dan
menjahui makanan yang enak, dan rumah , dan prabot rumah
وَتَنَعُّماً وَتَزَيُّناً
بِلِبَاسِهِ ۞ وَإِلَى القَنَاعَةِ وَالتَّقَلُّلِ مَائِلاً
dan enak
enakan dan berhias dengan pakaiannya, dan condong pada qonaah dan sedikit
وَيَكُونَ مُنْقَبِضاً عَنِ
السُّلْطَانِ ۞ ذَا أَنْ لَا يَكُونَ عَلَيْهِ يَوْماً دَاخِلاً
dan
menjahui penguasa, ini hendaknya ia tidak pernah masuk ke penguasa
إِلَّا لِنُصْحٍ أَوْ لِدَفْعِ
مَظَالِمٍ ۞ أَوْ لِلشَّفَاعَةِ فِي المَرَاضِي فَادْخُلاَ
kecuali
untuk nasehat atau menolak kedzaliman, atau untuk mensyafaati orang-orang yang
sakit, maka masuklah
وَإِلَى الفَتَاوَى لَا يَكُونَ
مُسَارِعاً ۞ وَيَقُولُ اسأَلْ مَنْ يَكُونُ تَأَهَّلاَ
dan tidak
tergesa-gesa pada fatwa dan berkata tanyalah orang yang ahli
وَأَبَى اجْتِهَاداً لَا يَكُونُ
تَعَايُناً ۞ وَيَقُولُ لَا أَدْرِي إِذَا لَمْ يَسْهُلاَ
dan tidak
mau berijtihad jika tidak fardlu ain, dan berkata saya tidak tahu jika tidak
mudah
وَيَكُونَ يَقْصِدُ بِالعُلُومِ
وُجُودَهُ ۞ لِسَعَادَةِ العُقْبَى العَظِيمَةِ نَائِلاَ
dan ia
menuju dengan ilum untuk memperoleh kebahagiaan akhirat yang besar
وَيَكُونَ مُهْتَمًّا بِعِلْمِ
البَاطِنِ ۞ وَرِقَابَ قَلْبٍ لِلسِّيَاسَةِ فَاعِلاً
dan ia
memperhatikan ilmu batin, dan perhatian hati untuk mengatur
مُتَوَقِّعاً لِطَرِيقِ عِلْمِ
الآخِرَةِ ۞ مِمَّا يَكُونُ مِنَ المُجَاهَدَةِ انجَلاَ
berharap
jalan ilmu akhirat yan dari mujahadah
وَيَكُونَ مُعْتَمِداً عَلَى
تَقْلِيدِهِ لِشَرِيعَةٍ ۞ وَعَلَى بَصِيرَتِهِ الجَلاَ
dan
taqlidnya berpegan pada syariat dan pandangan hatinya yang jelas
سِتُّ خِصَالٍ لِكِبَارِ العُلَمَاءِ
Enam Sifat
Ulama besar yang patut dicontoh
وَأَئِمَّةٌ كَالشَّافِعِيِّ وَنَحْوِهِ
۞ كَانُوا عَلَى سِتِّ خِصَالٍ كُمَّلاَ
para imam
seperti syafi’i dan sepadannya mereka menetapi enam sifat yang sempurna
زُهْدٌ صَلاَحٌ وَالعِبَادَةُ
عِلْمُهُم ۞ بِعُلُومِ عُقْبَى نَافِعَاتٌ لِلْمَلاَ
zuhud ,
soleh, ibadah, ilmu mereka akan ilmu akhirat bermanfaat bagi ummat
وَكَذَا الفَقَاهَةُ فِي
مَصَالِحِ دِينِنَا ۞ وَإِرَادَةٌ بِتَفَقُّهٍ رَبَّ العَلاَ
begitu juga
pintar akan kebaikan agama kita, dan dengan belajar mengharap tuhan yang luhur
فُقَهَاؤُنَا قَدْ تَابَعُوا فِي
فِقْهِهِم ۞ لَا غَيْرُ فَاتْبَعْ لِلْجَمِيعِ لِتَفْضُلاَ
ahli fiqih
kita mengikuti mereka dalam fikih mereka, tidak lainnya, maka ikutilah semua
agar engkau mulia
فَتَعَلَّمَنْ لِلَّهِ عِلْماً
نَافِعاً ۞ إِنْ كُنْتَ تَطْلُبُ مُلْكَ دَارَيْنِ اعْتَلاَ
maka
belajarlah ilmu yang bermanfaat jika kamu mencari kerajaan dua alam yang luhur
تَعْلِيمُهُ لِلَّهِ خَيْرُ
عِبَادَةٍ ۞ وَخِلاَفَةٍ وَوَرَاثَةٍ فَتَوَسَّلاَ
mengajarkan
ilmu karena allah sebaik ibadah, dan gantian dan warisan , maka gunakan alat
آدَابُ المُتَعَلِّمِ
Adab
pelajar
وَجِّهْ كَلاَمَ القَوْمِ غَيْرَ
مُخَطِّئٍ ۞ وَمُعَلِّماً وَقِّرْ وَلَسْتَ مُجَادِلاً
arahkan
ucapan kaum (ahli tasawwuhf) tanpa menyalahkan dan belajar , hormati dan jangan
menjadi pendebat
وَاسْتَفْسِرِ الأُسْتَاذَ
وَاتْرُكْ مَا بَدَا ۞ لِبَدِيهِ فَهْمِكَ مِنْ كِتَابٍ وَاسْأَلاَ
dan
mintaklah penjelasan guru, dan tinggalkan pemahamanmu dari kitab dan tanyakan
قَابِلْ كِتَابَكَ قَبْلَ وَقْتِ
مُطَالَعَة ۞ بِصَحِيحِ كُتْبٍ وَاضِحٍ قَدْ عُوِّلاَ
bandingkan
kitabmu sebelum waktu belajar dengan kitab yang jelas yang dibuat pegangan
طَالِعْ مِرَاراً مَتْنَهُ قَبْلَ
الشُّرُو ۞ حِ فَإِنَّهُ أَوْلَى وَأَحْسَنُ مَوْئِلاَ
lihatlah
berkalli-kali matannya sebelum syarah, karena hal itu lebih utama dan lebih
baik
وَلَفَهْمُ سَطْرٍ مِنْ مُتُونِ
أَحْسَنُ ۞ مِنْ عَشْرِ أَسْطُرِ مِنْ شُرُوحِ فَاقْبَلاَ
dan faham
satu baris dari matan lebih baik dari pada sepuluh baris dari syarah, maka
bandingkanlah
تَحْدِيْدُ الأوْلَوِيَاتِ فِي الاشْتِغَالِ بِالعِلْمِ
Prioritas didalam sibuk menuntut ilmu
وَابْدَأْ بِفَرْضِ العَيْنِ
ثُمَّ اعْمَلْ بِهِ ۞ ثُمَّ الكِتَابِ فَسُنَّةٍ مُتَرَتِّلاً
mulailah
dengan farlu ain dan amalkanlah, lalu kitab, lalu sunnah seraya menjelaskan
وَاتْبَعْ بِعِلْمِ الفِقْهِ
ثُمَّ أُصُولِهِ ۞ ثُمَّ البَوَاقِي رَاعِ تَدْرِيجاً بِلاً
dan ikutilah
ilmu fikih lalu ushul fikih, lalu sisannya, perhatikan sedikit demi sedikit
seraya menguji
العُلُومُ الفَرْعِيَّةِ
Ilmu-Ilmu
Cabang dari Ilmu Syariat
وَعُلُومُ آدَابٍ ثَمَانِيَةٌ
لُغَةٌ ۞ صَرْفٌ وَنَحْوٌ وَالمَعَانِي المُفْضَلاَ
dan ilumu
adab ada delapan: shorof , nahwu, ma’ani yang di muliakan
وَكَذَا بَيَانٌ وَالبَدِيعُ
وَقَافِيَة ۞ وَكَذَا عُرُوضٌ فَاطْلُبَنْهَا مُجْمَلاً
bayan,
badi’, qofiyah, arudl, maka carilah secara global
وَفُرُوعُهَا إنْشَاءُ نَثْرٍ
وَالنِّظَامِ ۞ وَمُحُاضَرَاتٌ وَالخُطُوطُ فَاجْملَاَ
dan
cabang-cabangnya, insya’ nasar dan nadzom , muhadlorah, dan khot maka
baguskanlah
لَا تَغْتَرِرْ بِوُقُوعِ أَهْلِ
زَمَانِنَا ۞ فِي مَنْطِقٍ ثُمَّ الكَلَامِ تَوَغَّلاَ
jangan
tertipu akan terjerumusnya ahli zaman kita dalam ilmu mantiq lalu kalam
طَالِعْ أَخِي إِحْيَاءَ غَزَّالٍ
تَنَلْ ۞ فِيهِ الشِّفَاءَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ أَعْضَلاَ
lihatlah
wahai saudakau kitab ihya’ ghozali maka kamu akan mendapatkan obat dari setiap
penyakit yang sulit
آفَاتُ الشَّبْعِ
Bahaya
Kenyang
كُلْ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْ حَلاَلٍ
لاَ شُبَه ۞ مَا لَا يَذُمُّ الشَّرْعُ ذَلِكَ حُلِّلاَ
setelah itu
makanlah dari halal tidak ada syubhat, sesuatu yang tidak dihina syara’ maka
dihalalkan
لَا شَيْءَ أَنْفَعُ مِنْ
تَقَلُّلِ أَكْلِهِ ۞ وَشَرَابِهِ لِلْجِسْمِ وَالدِّينِ اعْتَلاَ
tidak ada
yang lebih bermanfaat dari pada menyedikitkan makanan dan minuman bagi badan
dan agama
آفَاتُ شَبْعٍ ثُقْلُ جِسْمٍ
قَسْوَةُ الـ ۞ ـقَلْبِ الإزَالَةُ فِطْنَةً مُتَمَلْمِلاً
afat kenyak
adalah beratnya tubuh , kerasnya hati, mengilangkan kecerdasan
تَضْعِيفُ جِسْمٍ عَنْ عِبَادَةِ
رَبِّهِ ۞ جَلْبٌ لِنَوْمٍ فَاحذَرَنْهُ وَعَبْهِلاَ
melemahkan
tubuh dari ibadah tuhannya, menarik tidur, maka hindarilah
القَيْلُولَةِ وَأَعمَالُ مَا بَعْدَ الظُّهْرِ
Tidur
sebenatar disiang hari dan amaliyah setelah dzuhur
قُلْ بَعْدَ ذَلِكَ لِلسَّهَادِ
لِطَاعَةٍ ۞ ثُمَّ انْتَبِهْ قَبْلَ الزَّوَالِ تَسَلُّلاً
tidurlah
setelah itu untuk bangun melaksanakan taat, lalu bangunlah sebelum
tergelincirnya matahari
وَالظُّهْرَ صَلِّ جَمَاعَةً مَعْ
سُنَّةٍ ۞ ثُمَّ اشْتَغِلْ بِالْخَيْرِ مِمَّا قَدْ خَلاَ
dan
sholatlah dzuhur seraya jamaah, beserta sunnah, lalu sibuklah dengan kebaikan
yang masih sisa
فَلِطَالِبٍ عِلْماً بِعِلْمٍ
يَشْتَغِل ۞ وَلِعَابِدٍ صَلَّى تَلاَ أَوْ هَلَّلاَ
maka bagi
pencari ilmu sibuk mencari ilmu , dan bagi orang yang ahli ibadah membaca atau
tahllil
وَكَذَا إِلَى وَقْتِ الرَّقَادِ
فَوَاظِبَنْ ۞ جِدًّا عَلَى هَذَا وَلَا تَكُ ذَاهِلاً
begitu juga
sampai waktu tidur, maka laksanakan hal ini, dan jagan kau tinggalkan seraya
melupakan
وَكِتَابَ أَذْكَارِ النَّوَاوِي
طَالِعَنْ ۞ وَاعْمَلْ بِمَا فِيهِ تَنَلْ خَيْراً جَلاَ
dan
lihatlah kitab adzkar imam nawawi, dan lakukan yang di situ, maka kamu akan
mendapatkan kebaikan yang jelas
آدَابُ النَّوْمِ
Adab Sebelum
Tidur
لَا تَجْلِبَنْ نَوْماً وَلَا
تَكُ نَائِماً ۞ إلَّا عَلَى ذِكْرٍ وَطُهْرٍ كَامِلاً
jangan
manarik tidur, dan jangan tidur kecuali dengan dzikir dan suci yang sempurna
لَا بَأْسَ إِنْ ضَاجَعْتَ
زَوْجَكَ لَمْ تَصِرْ ۞ فِي غَفْلَةٍ وٍتَلاَمُسٍ مُسْتَرْسِلاً
tidak apa
jika kau meniduri istrimu yang tidak menjadi lupa dan lepass kendali
التَّهَجُّدُ وَآدَابُ الاسْتِيقَاظِ
Tahajud dan
adab bangun tidur
فَإِذَا انْتَبَهْتَ بِلَيْلَةٍ
فَتَهَجَّداً ۞ وَاسْتَغْفِرَنْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَأَعْوَلاَ
jika kau
bangun malam maka sholatlah tahajjud, dan beristigfarlah bagi orang-orang
mukmin
فَلَرَكْعَتَانِ مِنَ الصَّلاَةِ
بِلَيْلَةٍ ۞ كَنْزٌ بِدَارِ الخُلْدِ أَدْوَمَ أَنْبَلاَ
dua rakaan
dari sholat malam adalah harta di rumah kekekalan
فَاسْتَكْثِرَنَّ مِنَ الكُنُوزِ
لِفَاقَةٍ ۞ تَأْتِي عَلَيْكَ وَلَا نَسِيبَ وَلَا وَلَا
dan
perbanyaklah dari harta untuk kefakiran yang akan datang terhadapmu dan tidak
ada nasab dan keluarga
وَيَفُوتُ هَذَا بِالكَثِيرِ مِنِ
اهْتِمَا ۞ مِكَ وَاشْتِغَالِكَ بِالدُّنَا مُتَغَافِلاً
hal ini
bisa lepas karena banyak perhatianmu dan kesibukanmu terhadap dunia
وَحَدِيثُ دُنْيَا ثُمَّ لَغْوٌ
وَاللَّغَط ۞ وَكَذَا بِإِتْعَابِ الجَوَارِحِ وَامْتَلاَ
dan
berbicara dunia, lalu ucapan kosong, dan ucapan salah, begitu juga dengan
menyapekkan badan
وَيُعِيْنُ تَجْدِيدُ الوُضُوءِ
وَذِكْرُكَ ۞ قَبْلَ الغُرُوبِ مُسَبِّحًا مُسْتَقْبِلاً
dan
meperbarui wudlu dapat menolong, begitu juga dzikirmu sebelum tenggelam
matahari, seraya membaca tasbih dan menghadap qiblat
وَعِبَادَةٌ بَيْنَ العِشَاءِ
وَمَغْرِبِ ۞ تَرْكٌ كَلاَماً بَعْدَ ذَلِكَ غَافِلاً
dan ibadah
antara isya dan maghrib, meniggalkan omongan setelah itu seraya lupa
وَاظِبْ عَلَى هَذَا بَقِيَّةَ
عُمْرِكَ ۞ وَاقْصُرْ لِآمَالٍ وَجَاهِدْ تَنْبُلاَ
tetapilah
ini sisa umurmu, dan pendekkan harapan hidup, dan bersungguh sunggulha maka
kamu akan cerdas
تَذْكِرَةٌ
Pengingat
مَنْ لاَ لَهُ شُغْلٌ بِدُنْيَا
تَارِكاً ۞ دُنْيَا لَهُمْ مَا بَالُ ذَلِكَ يَبْطُلاَ
barang
siapa yang tidak memiliki kesibukan dunia, seraya meniggalkan dunia, maka
hendaknya tidak pengangguran
فَبِخِدْمَةِ الرَّبِّ العَلِيِّ
تَنَعُّماً ۞ بِصَلاَتِهِ وَتِلاَوَةٍ مُتَشَاغِلاَ
maka dengan
melayani tuhan yang luhur seraya menikmati dengan sholatnya dan membaca
وَإِذَا السَّآمَةُ فِي
الصَّلاَةِ تَعَرَّضَتْ ۞ فَاتْلُ القُرَانَ بِرَهْبَةٍ مُتَأَمِّلاً
jika dalam
sholatnya merasa bosan maka bacalah quran dengan takut dan berangan-angan
وَإِذَا سَئِمْتَ تِلاَوَةً
فَانْزِلْ إِلَى ۞ ذِكْرٍ بِقَلْبٍ وَاللِّسَانِ مُكَمِّلاً
jika kau
bosan membaca maka lakukan pada dzikir hati dan lisan seraya menyempurnakan
ثُمَّ اذْكُرَنْ بِالْقَلْبِ
وَهْوُ مُرَاقَبَة ۞ لَا تَشْتَغِلْ بِحَدِيثِ نَفْسٍ مُهْمَلاَ
lalu
dizikirlah dengan hati yaitu memperhatikan , jangan sibuk dengan bisikan hati
seraya menhkosongkan
فَحَدِيثُ نَفْسٍ كَالكَلاَمِ
بِأَلْسُنٍ ۞ يَقْسُو بِهِ قَلْبٌ فَلاَ تَكُ فَاعِلاً
omangan
hati seperti omongan lisan dapat mengeraskan hati, maka jangan kau lakukan
مُهِمَّةٌ
Perkara penting
dan penutup
قَدْ أَجْمَعَ العُرَّافُ
جُلُّهُمْ عَلَى ۞ أَنَّ أَفْضَلَ الطَّاعَاتِ لِلَّهِ العَلاَ
semua ahli
makrifat semuanya telah sepakat bawa sebaik taat kepada Allah yang maha lurur
حِفْظٌ لِأَنْفَاسٍ يَكُونُ
خُرُوجُهَا ۞ وَدُخُولُهَا بِاللَّهِ فِي المَلَا الخَلاَ
adalah
menjaga nafas, keluarnya masuknya dengan allah di perkumpulan dan sendirian
بِالشِدِّ ثُمَّ المَدِّ تَحْتُ
ثُمَّ فَوْ۞ قُ صِفَة لَهُ مَعْ بَرْزَخٍ فَاسْتَكْمِلاَ
dengan
ditasydid lalu dengan panjang, dibahwah lalu atas, sifat Allah, bersama barzah
lalu menyempurnakan
أَوْ ذِكْرِ تَهْلِيلٍ وَذَا
الذِّكْرُ الخَّفِي ۞ مِنْ غَيْرِ تَحْرِيكِ الشَفَاهِ تَدَاوَلاَ
atau dzikir
tahlil dan ini adalah dzikir khofi tanpa menggerakkan mulut
مَنْ لَمْ يَكُنْ فِي بَدْءِ
أَمْرٍ جَاهِداً ۞ لَمْ يَلْقَ مِنْ هَذِي الطَّرِيقَةِ خَرْدَلاَ
barang
siapa dalam permulaan perkaranya tidak bersungguh sungguh, maka ia tidak akan
menemukan jalan ini sedikit pun
وَكَذَاكَ مَعْرِفَةٌ تُخَصُّ
عَلِيَّةٌ ۞ فِي غَالِبٍ مِنْ غَيْرِهَا لَنْ تُحْصَلاَ
begitu juga
makrifat yang husus yang tinggi , biasanya tanpa bersungguh-sungguh tidak dapat
dihasilkan
وَجِهَادُ نَفْسٍ أَنْ تُـزَكَّي
مِنْ رَذَا ۞ ئِلِهَا وَتَحْلِيَةٌ بِنُورِ فَضَائِلاَ
jihat nafsu
adalah hendaknya kamu membersihkan dari kotorannya dan menghiasi dengan cahaya
keutamaan
وَالعَارِفُونَ بِرَبِّهِمْ هُمْ أَفْضَلُ
۞ مِنْ أَهْلِ فَرْعٍ وَالأُصُولِ تَكَمَّلاَ
orang-orang
yang makrifat kepada tuhannya lebih utama dari ahli ilmu cabang dan asal
فَلَرَكْعَةٌ مِنْ عَارِفٍ هِيَ
أَفْضَلُ ۞ مِنْ أَلْفِهَا مِنْ عَالِمٍ فَتَقَبَّلاَ
satu rakaat
dari orang yang arif lebih utama dari pada seribu rakaat dari orang alim, maka
terimalah
قَالَ الإمَامُ السُّهْرَوَرْدِي
قُدِّسَا ۞ وَالمَقْصِدُ الأَقْصَى المُشَاهَدَةُ العَلاَ
berkata
imam surawardi : dan tujuan yang akhir adalah musyahadah yang tinggi
فَلْيُكْثِرِ العَبْدُ
التِّلاَوَةَ مُكْثِراً ۞ ذِكْراً بِطِيبِ كَلِمَةٍ مُتَبَتِّلاً
dan
hendaknya seorang hamba memperbanyak membaca , memperbanyak dzikir dengan
kalimat tayyibah , seraya beribadah
وَلْيَجْتَهِدْ بِوِطَاءِ قَلْبٍ
نُطْقَه ۞ حَتَّي يَصِيرَ بِقَلْبِهِ مُتَأَصَّلاً
hendaknya
ia bersungguh sungguh dengan meginjak hati pengucapannya sampai dzikir menjadi
menancap di hatinya
وَمُزِيلَةً لِحَدِيثِ نَفْسٍ كَي
يَنُو ۞ رَ القَلْبُ لِلْحَالِ العَلِيَّةِ نَائِلاً
dan
menghilangkan pada bisikan hati agar hati bercahaya untuk hal yang tinggi
وَيَفِيضَ نُورُ القَلبِ
لِلْقَالِبِ فَذَا ۞ بِمَحَاسِنِ الأَعْمَالِ مِنْهُ تَسَوَّلاَ
dan cahaya
hati mengalir pada badan, dan ini dengan amal -amal yang bagus
وَيَصِيرُ حَقًّا ذِكْرَ ذَاتٍ
ذِكْرُهُ ۞ هَذِي المُشَاهَدَةَ الشَّرِيفَةَ حَصِّلاً
dan dzikir
dzat benar-benar menjadi dzikirnya , ini adalah musyahada yang mulia dihasilkan
هَذَا الَّذِي أَوْصَى الشُّيُوخُ
الكُمَّلُ ۞ اللَّهُ وَفَّقَنَا لَهُ مُتَفَضِّلاَ
ini adalah
yang diwasiatkan guru-guru yang mulia, semoga Allah menunjukkan kami padanya
dan memberi anugrah
وَالْحَمْدُ لِلْبَاقِي
الرَّؤُوفِ مُصُلِّياً ۞ أَعْلَى الصَّلاَةِ عَلَى الرَّسُولِ مُحَوْقِلاً
dan segala
puji bagi yang maha kekal yang maha penyayang , seraya berselawat setinggi
selawat pada utusan, seraya membaca la haula wa la quwwata illa billah