KAJIAN MAWAIDZ FIL AHADIS AL-QUDSIYAH (BAGIAN 4 : HADIS KE 11 - HADIS KE 20)



MAWAIDZ AHADIS QUDSIYAH

KARYA IMAM AL-GHAZALI


BAGIAN 4 (HADIS KE 11 - HADIS KE 20)

 



الْمَوْعِظَةُ الْحَادِيَةُ عَشَرَةَ

Peringatan Kesebelas.

 

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى:

Allah ta‘ālā berfirman:

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ! إِنَّمَا الدُّنْيَا دَارٌ لِمَنْ لاَ دَارَ لَهُ،

“Wahai manusia, Sesungguhnya dunia ini adalah rumah bagi mereka yang tidak mempunyai rumah,

 

وَ مَاَلٌ لِمَنْ لاَ مَالَ لَهُ،

Harta bagi mereka yang tidak mempunyai harta,

 

وَ لَهَا يَجْمَعُ مَنْ لاَ عَقْلَ لَهُ،

Dan hanya orang-orang yang tidak berakal berkumpul untuknya,

 

وَ بِهَا يَفْرَحُ مَنْ لاَ فَهْمَ لَهُ،

Hanya orang yang tidak mengerti bersuka-ria dengannya,

 

وَ عَلَيْهَا يَحْرُصُ مَنْ لاَ تَوَكَّلَ لَهُ،

Dan hanya orang yang tidak bertawakal kepada-Nya yang rakus memburunya,

 

وَ يَطْلُبُ شَهَوَاتِهَا مَنْ لاَ مَعْرِفَةَ لَهُ،

Hanya orang yang tidak mengenalnya menuntut kesenangannya,

 

فَمَنْ زَادَ نِعْمَةً زَائِلَةً،

Jadi, barangsiapa menambahkan kenikmatan yang semu,

 

وَ حَيَاةً مُنْقَطِعَةً،

Dan kehidupan yang sementara (terputus),

 

فَقَدْ ظَلَمِ نَفْسَهُ وَ عَصَا رَبَّهُ،

Sungguh, ia telah menzhalimi dirinya sendiri dan durhaka kepada Tuhannya,

 

وَ نَسِيَ الآخِرَةَ وَ غَرَّتْهُ دُنْيَاهُ،

Ia telah melupakan akhirat dan terpedaya oleh (kesenangan kehidupan) dunianya,

 

وَ أَرَادَ ظَاهِرَ الإِثْمِ وَ بَاطِنَ هَذَا،

Dan menginginkan dosa yang nampak dan tidak nampak, (sebagaimana firman Allah) ini:

 

إِنَّ الَّذِيْنَ يَكْسِبُوْنَ الإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوْا يَقْتَرِفُوْنَ،

“Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan” (6:120).

 

يَا بْنَ آدَمَ! رَاعُوْنِيْ وَ تَاجِرُوْنِيْ،

Wahai anak-cucu Ādam! Menggembalalah pada-Ku dan berdaganglah dengan-Ku,

 

وَعَامِلُوْنِيْ وَ أَسْفِلُوْنِيْ فِيْ رِبْحِكُمْ،

Bekerjasamalah dengan-Ku dan rendahkanlah sedikit (kurungilah) labamu,

 

عِنْدِيْ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ،

(karena) di sisi-Ku terdapat (kenikmatan) yang tidak pernah terlihat oleh mata,

 

وَ لاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ،

Tidak pernah terdengar oleh telinga,

 

وَ لاَ خَطَرَ عَلى قَلْبِ الْبَشَرِ،

Tidak pernah terlintas dalam hati manusia,

 

وَ لاَ تَنْفُذُ خَزَائِنِيْ وَ لاَ تَنْقُصُ،

Gudang-Ku tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah berkurang,

 

وَ أَنَا الْوَهَّابُ الْكَرِيْمُ.

Dan Akulah Yang Maha Pemberi lagi Maha Pemurah.

 



الْمَوْعِظَةُ الثَّانِيَةُ عَشَرَةَ

Peringatan Kedua Belas.

 

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى: يَا بْنَ آدَمَ!

Allah ta‘ālā berfirman: “Wahai anak-cucu Ādam!

 

اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْ أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ، وَ أَوْفُوْا بِعَهْدِيْ أَوْفِ بِعَهْدِكُمْ وَ إِيَّايَ فَارْهَبُوْنَ،

Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk) (2:40).

 

كَمَا لاَ تَهْتَدِي السَّبِيْلَ إِلاَّ بِدَلِيْلٍ،

Sebagaimana engkau tidak akan menemukan sebuah jalan tanpa seorang petunjuk,

 

كَذلِكَ لاَ طَرِيْقَ إِلَى الْجَنَّةِ إِلاَّ بِعَمَلٍ،

Begitulah tidak ada jalan ke surga tanpa amal,

 

وَ كَمَا لاَ يُجْمَعُ الْمَالُ إِلاَّ بِنَصْبٍ،

Sebagaimana harta tidak akan terkumpul kecuali dengan bersusah-payah,

 

كَذلِكَ لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ بِالصَّبْرِ عَلى عِبَادَتِيْ،

Begitulah engkau tidak akan masuk surga tanpa bersabar untuk beribadah kepada-Ku,

 

فَتَقَرَّبُوْا إِلَى اللهِ بِالنَّوَافِلِ،

Dekatkanlah dirimu kepada Allah dengan ibadah-ibadah sunnah (tambahan selain yang diwajibkan),

 

وَ اطْلُبُوْا رِضَائِيْ بِرِضَا الْمَسَاكِيْنِ عَنْكُمْ،

Carilah keridaan-Ku dengan keridaan kaum miskin terhadapmu,

 

وَ ارْغَبُوْا إِلى رَحْمَتِيْ بِمَجَالِسِ الْعُلَمَاءِ،

Dambakan rahmat-Ku dengan duduk bersama para ulama,

 

فَإِنَّ رَحْمَتِيْ لاَ تُفَارِقُهُمْ طَرْفَةَ عَيْنٍ،

Karena, sesungguhnya rahmat-Ku tidak pernah terpisah dari mereka, meski hanya sekejap mata,

 

قَالَ اللهُ تَعَالى: يَا مُوْسَى اسْمَعْ مَا أَقُوْلُ،

Allah berfirman: Wahai Mūsā, dengarkan apa yang Aku firmankan:

 

فَالْحَقُّ أَنًَّهُ مَنْ تَكَبَّرَ عَلى مِسْكِيْنٍ حَشَرْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلى صُوْرَةِ الدَّرِّ،

Sungguh benar, barang siapa yang sombong terhadap orang miskin, akan Aku kumpulkan ia di hari kiamat kelak dalam bentuk semut kecil,

 

وَ مَنْ تَوَاضَعَ لَهُ رَفَعَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَ الآخِرَةِ،

Dan barang siapa merendahkan diri terhadapnya (orang miskin), dia akan Aku muliakan di dunia dan akhirat,

 

وَ مَنْ تَعَرَّضَ لِهَتْكِ سِرِّ مِسْكِيْنٍ حَشَرْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غَيْرَ مَسْتُوْرٍ شَرُّهُ،

Barang siapa coba mendedahkan rahasia orang miskin, kelak di hari kiamat akan Aku kumpulkan ia dalam keadaan terbeber rahasianya,

 

وَ مَنْ أَهَانَ فَقِيْرًا فَقَدْ بَارَزَنِيْ بِالْمُحَارَبَةِ،

Barang siapa menghina seorang fakir, berarti dia telah menyatakan perang dengan-Ku,

 

وَ مَنْ يُؤْمِنُ بِيْ صَافَحَتْهُ الْمَلاَئِكَةُ فِي الدُّنْيَا وَ الآخِرَةِ.

Dan barang siapa beriman kepada-Ku, para malaikat akan bersalaman dengannya di dunia dan akhirat.

 



الْمَوْعِظَةُ الثَّالِثَةُ عَشَرَةَ

Peringatan Ketiga Belas.

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى:

Allah ta‘ālā berfirman:

 

يَا بْنَ آدَمَ! كَمْ مِنْ سِرَاجٍ قَدْ أَطْفَأَتْهُ رِيْحُ الْهَوى،

“Wahai anak-cucu Ādam! Betapa banyak pelita (cahaya hati) yang padam oleh angin (hawa nafsu),

 

وَ كُمْ مِنْ عَابِدٍ أَفْسَدَهُ الْعُجْبُ،

Betapa banyak ahli ibadah yang celaka saking karena ‘ujub (rasa sombong dalam dirinya),

 

وَ كَمْ مِنْ غَنِيٍّ أَفْسَدَهُ الْغِنَاءُ،

Betapa banyak orang kaya celaka saking karena kekayaannya,

 

وَ كَمْ مِنْ فَقِيرٍ أَفْسَدَهُ الْفَقْرُ،

Betapa banyak orang fakir miskin celaka saking karena kefakirannya,

 

وَ كَمْ مِنْ صَحِيْحٍ أَفْسَدَتْهُ الْعَافِيَةُ،

Betapa banyak orang yang sehat celaka saking karena kesehatannya,

 

وَ كَمْ مِنْ عَالِمٍ أَفْسَدَهُ الْعِلْمُ،

Betapa banyak orang alim celaka saking karena ilmunya,

 

وَ كَمْ مِنْ جَاهِلٍ أَفْسَدَهُ الْجَهْلُ،

Dan betapa banyak orang jahil celaka saking karena kejahilannya,

 

فَلَوْ لاَ مَشَايِخُ رُكَّعٌ وَ شَبَابٌ خُشَّعٌ،

Andaikata tidak ada orang-orang tua yang selalu ruku‘ (bersalat), dan orang muda yang khusyu‘ (dalam salat),

 

وَ أَطْفَالٌ رُضَّعٌ وَ بَهَائِمُ رُتَّعٌ

Dan bayi-bayi yang masih menyusu, serta binatang-binatang yang sedang merumput,

 

لَجَعَلْتُ السَّمَاءَ مِنْ فَوْقِكُمْ حَدِيْدًا،

Niscaya Aku jadikan langit di atasmu itu menjadi besi,

 

وَ الأَرْضَ صَفْصَفًا وَ التُّرَابُ رَمَادًا،

Dan bumi ini menjadi rata, dan tanah menjadi abu,

 

وَ لَمَا أَنْزَلْتُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ قَطْرَةً،

(pasti) setetes pun tidak akan pernah Kuturunkan air hujan dari langit,

 

وَ لَمَّا انْبَتْتُ فِي الأَرْضِ مِنْ حَبَّةٍ،

Dan tidak sebutir biji pun yang akan Kutumbuhkan di bumi,

 

وَ لَصَبَبْتُ عَلَيْكُمُ الْعَذَابَ صَفًّا.

Pasti Aku curahkan adzab ke atas kalian bagaikan hujan lebat.

 

 


الْمَوْعِظَةُ الرَّابِعَةُ عَشَرَةَ

Peringatan Keempat Belas.

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى:

Allah ta‘ālā berfirman:

 

يَا بْنَ آدَمَ! اُطْلُبُوْنِيْ بِقَدْرِ حَاجَتِكُمْ إِلَيَّ،

Wahai anak-cucu Ādam! Tuntutlah Aku sesuai dengan kadar kebutuhanmu kepada-Ku,

 

وَ اعْصُوْنِيْ بِقَدْرِ صَبْرِكُمْ عَلَى النَّارِ،

Durhakalah kepada-Ku sesuai dengan kadar kemampuanmu untuk bersabar di dalam api neraka,

 

وَ لاَ تَنْظُرُوْنَ إِلى آجَالِكُمُ الْمُسْتَأْخِرَةِ وَ أَرْزَاقِكُمُ الْحَاضِرَةِ،

Dan janganlah engkau menantikan ajal yang ditunda, atau rezeki yang ada di depan mata,

 

وَ ذُنُوْبِكُمُ الْمُسْتَتِرَةِ،

Serta dosa-dosamu yang tersembunyi.

 

وَكُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَ إِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Dan: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS28:88).

 

 

 

الْمَوْعِظَةُ الْخَامِسَةُ عَشَرَةَ

Peringatan Kelima Belas.

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى:

Allah ta‘ālā berfirman:

 

يَا بْنَ آدَمَ! إِنْ صَلَحَ دِيْنُكُمْ وَ لَحْمُكُمْ وَ دَمُكُمْ،

“Wahai anak-cucu Ādam! Jika agamamu, dagingmu dan darahmu baik,

 

صَلَحَ عَمَلُكُمْ وَ لَحْمُكُمْ وَ دَمُكُمْ،

Maka amal perbuatanmu, dagingmu dan darahmu juga baik,

 

وَ إِنْ فَسَدَ دِيْنُكُمْ فَسَدَ عَمَلُكُمْ وَ لَحْمُكُمْ وَ دَمُكُمْ،

Akan tetapi, jika agamamu rusak, maka rusaklah amal perbuatanmu, dagingmu dan darahmu,

 

فَلاَ تَكُنْ كَالْمِصْبَاحِ يَحْرُقُ نَفْسَهُ وَ يُضِيْءُ لِلنَّاسِ،

Oleh karena itu, janganlah engkau seperti pelita yang membakar dirinya demi untuk menerangi orang lain,

 

وَ أَخْرِجْ حُبَّ الدُّنْيَا مِنْ قَلْبِكَ،

Keluarkanlah kecintaan pada dunia dari hatimu,

 

فَإِنِّيْ لاَ أَجْمَعُ حُبُّ الدُّنْيَا وَ حُبِّيْ فِيْ قَلْبٍ وَاحِدٍ أَبَدًا،

Karena sesungguhnya Aku tidak akan mempersatukan cinta pada dunia dan cinta kepada-Ku dalam satu hati selama-lamanya,

 

وَ ارْفُقْ بِنَفْسِكَ فِيْ جَمْعِ الرِّزْقِ،

Belas kasihanilah dirimu (yakni jangan melampaui batas kemampuan dirimu) dalam mengumpulkan rezeki,

 

فَإِنَّ الرِّزْقَ مَقْسُوْمٌ،

Karena rezeki semuanya sudah ditentukan (bagiannya untuk setiap orang),

 

وَ الْحَرِيْصَ مَحْرُوْمٌ،

Padahal, kerakusan itu haram hukumnya,

 

وَ الْبَخِيْلَ مَذْمُوْمٌ،

Dan kebakhilan itu tercela,

 

وَ النِّعْمَةَ لاَ تَدُوْمُ،

Kenikmatan (duniawi) hanya sementara,

 

وَ الاِسْتِقْصَاءَ سُؤْمٌ،

Mendalami sesuatu sampai ke akar-akarnya adalah tercela,

 

وَ الأَجَلَ مَعْلُوْمٌ،

Sementara ajal pun sudah pasti (maklum),

 

وَ الْحَقَّ مَعْلُوْمٌ،

Kebenaran juga sudah jelas (maklum),

 

وَ خَيْرَ حِكْمَةِ اللهِ الْخُشُوْعُ،

Sebaik-baik hikmah Allah adalah khusyuk,

 

وَ خَيْرَ الْغِنَاءِ الْقَنَاعَةُ،

Sebaik-baik kekayaan adalah bersahaja (senang dengan apa adanya),

 

وَ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوى،

Sebaik-baik bekal adalah taqwa,

 

وَ خَيْرَ مَا أًَتى فِي الْقُلُوْبِ الْيَقِيْنُ،

Sebaik-baik apa yang datang pada hati adalah keyakinan,

 

وَ خَيْرَ مَا أُعْطِيْتُمُ الْعَافِيَةُ.

Dan sebaik-baik apa yang Aku anugerahkan untukmu adalah kesehatan.

 



الْمَوْعِظَةُ السَّادِسَةُ عَشَرَةَ

Peringatan Keenam Belas.

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى:

Allah ta‘ālā berfirman:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لاَ تَفْعَلُوْنَ،

“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?” (QS 61:2).

 

وَ كَمْ تَقُوْلُوْنَ وَ تُخْلِفُوْنَ،

Betapa banyak engkau berkata-kata, pada hal engkau menyalahi (apa yang telah engkau katakan),

 

وَ كَمْ تَنْهَوْنَ عَمَّا لَسْتُمْ عَنْهُ تَنْتَهُوْنَ،

Betapa banyak engkau mencegah sesuatu yang engkau sendiri tidak menghentikannya,

 

وَ كَمْ تَأْمُرُوْنَ وَ لاَ تَفْعَلُوْنَ،

Betapa banyak engkau memerintahkan apa yang engkau sendiri tidak mengerjakannya,

 

وَ كَمْ تَجْمَعُوْنَ مَا لاَ تَأْكُلُوْنَ،

Betapa banyak engkau mengumpulkan apa yang engkau tidak (mungkin) memakan (semuanya),

 

وَ كَمْ تَوْبَةٍ يَوْمًا بَعْدَ يَوْمٍ تُؤَخِّرُوْنَ،

Betapa banyak (kesempatan untuk) bertaubat yang selalu engkau tundakan hari demi hari,

 

عَامًا بَعْدَ عَامٍ

Tahun demi tahun,

 

ثُمَّ لَمْ تَنْظُرُوْنَ أَعِنْدَكُمْ مِنَ الْمَوْتِ أَمَانٌ،

Sampai engkau tidak merenungkan apakah engkau akan terhindar dari kematian,

 

أَمْ بِيَدِكُمْ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ،

Atau engkau bisa terjamin akan lolos dari siksa api neraka,

 

أَمْ تَحَقَّقْتُمُ الْفَوْزَ بِالْجِنَانِ،

Atau engkau yakin pasti akan masuk surga,

 

أَمْ بَيْنَكُمْ وَ بَيْنَ الرَّحْمَانِ رَحْمَةٌ،

Atau apakah di antara engkau dan Sang Pengasih terdapat (sebuah perjanjian pemberian) rahmat,

 

أَبْطَرَتْكُمُ النِّعَمُ،

Kenikmatan yang membuat engkau kewalahan,

 

وَ أَفْسَدَكُمُ الإِحْسَانُ،

Kebaikan yang mencelakakanmu,

 

وَ غَرَّكُمْ مِنَ الدُّنِيَا طُوْلُ الأَمَلِ،

Angan-angan panjang telah membuatmu tertipu oleh dunia,

 

وَ لاَ تَغْتَنِمُوا الصِّحَّةِ وَ السَّلاَمَةِ،

Dan engkau tidak memanfaatkan kesehatan dan keselamatan,

 

فَأَيَّامُكُمْ مَعْلُوْمَةٌ وَ أَنْفَاسُكُمْ مَعْدُوْدَةٌ،

Sementara hari-harimu sudah jelas (maklum kapan berakhirnya), dan nafas-nafasmu sudah terhitung (batasnya),

 

وَ قَدِّمُوْا لأَنْفُسِكُمْ لِمَا بَقِيَ فِيْ أَيْدِيْكُمْ،

Maka persiapkanlah (yakni beramallah untuk kebaikan) dirimu dengan apa yang tersisa dalam hidupmu.

 

يَا بْنَ آدَمَ! إِنَّكَ تَقْدُمُ عَلى عَمَلِكَ،

Wahai anak-cucu Ādam! Sungguh engkau maju sesuai dengan amalmu,

 

وَ إِنَّ كُلَّ يَوْمٍ يَهْدِمُ مِنْ عُمْرِكَ،

Sementara setiap hari umurmu terus berkurang,

 

مِنْ يَوْمٍ خَرَجْتَ مِنْ بَطْنِ أُمِّكَ،

Semenjak engkau keluar dari perut ibumu,

 

وَ تَدْنُوْ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ قَبْرِكَ حَتّى تَدْخُلَهُ،

Dan hari demi hari, engkau kian mendekati kuburmu sampai (akhirnya) engkau memasukinya.

 

يَا بْنَ آدَمَ! مَثَلُكُمْ فِي الدُّنْيَا كَمِثْلِ الذُّبَابِ،

Wahai anak-cucu Ādam! Perumpamaanmu di dalam dunia ini seperti seekor lalat,

 

كُلَّمَا وَقَعَ فِي الْعَسَلِ انْتَشَبَ فِيْهِ،

Ketika terjatuh ke dalam madu, langsung terlengket di dalamnya,

 

فَكَذلِكَ أَنْتَ،

Begitulah keadaan dirimu,

 

لاَ تَكُنْ كَالْحَطَبِ الَّذِيْ يَحْرُقُ نَفْسَهُ لِغَيْرِِهِ بِالنَّارِ.

Janganlah engkau (menjadi) seperti kayu bakar, yang membakar dirinya dengan api, untuk menerangi orang lain.

 

 

 

الْمَوْعِظَةُ السَّابِعَةُ عَشْرَةَ

Peringatan Ketujuh Belas

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى:

Allah ta‘ālā berfirman:

 

يَا بْنَ آدَمَ! اِعْمَلْ كَمَا أَمَرْتُكَ،

“Wahai anak-cucu Ādam! Beramallah sebagaimana Aku perintahkan,

 

وَ انْتَهِ عَمَّا نَهَيْتُكَ عَنْهُ،

Dan berhentilah dari apa yang Aku larang,

 

أَجْعَلُكَ حَيًّا لاَ تَمُوْتُ أَبَدًا،

Pasti Aku akan menjadikan engkau hidup, tidak akan mati selama-lamanya,

 

وَ أَنَا حَيٌّ لاَ أَمُوْتُ أَبَدًا،

Karena Akulah Dzāt Yang Maha Hidup, tidak akan pernah mati selamanya,

 

وَ إِذَا قُلْتُ لِلشَّيْءِ كُنْ فَيَكُوْنَ،

Apabila Aku mengatakan kepada sesuatu: “Jadilah” maka ia pun segera jadi,

 

يَا ابْنَ آدَمَ! إِنْ كَانَ قَوْلُكُ مَلِيْحًا وَ عَمَلُكَ قَبِيْحًا فَأَنْتَ رَئِيْسُ الْمُنَافِقِيْنَ،

Wahai anak-cucu Ādam! Jika ucapanmu manis sementara perbuatanmu buruk, maka engkau adalah gembong orang-orang munafik,

 

وَ إِذَا كَانَ ظَاهِرُكَ مَلِيْحًا وَ بَاطِنُكَ قَبِيْحًا فَأَنْتَ مِنَ الْهَالِكِيْنَ،

Jika lahiriahmu manis, sementara batiniahmu busuk, maka engkau termasuk orang-orang yang binasa,

 

يُخَادِعُوْنَ اللهَ وَ هُوَ خَادِعُهُمْ (وَ مَا يَخْدَعُوْنَ إِلاَّ أَنْفُسَهُمْ وَ مَا يَشْعُرُوْنَ)،

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar” (QS.2:9).

 

يَا ابْنَ آدَمَ! لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ تَوَاضَعَ لِعَظَمَتِيْ،

Wahai anak-cucu Ādam! Tidak ada yang dapat masuk surga, kecuali mereka yang merendahkan diri saking karena keagungan-Ku,

 

وَ قَطَعَ النَّهَارَ بِذِكْرِيْ،

Menghabiskan hari-harinya dengan berzikir kepada-Ku,

 

وَ كَفَّ نَفْسَهُ عَنِ الشَّهَوَاتِ مِنْ أَجْلِيْ،

Mencegah dirinya dari syahwat hawa-nafsunya saking karena-Ku,

 

فَإِنِّيْ آوِي الْغَرِيْبَ وَ أَؤَمِّنُ الْفَقِيْرَ،

Karena sesungguhnya Akulah Pelindung orang asing, Pemberian keamanan pada orang fakir,

 

وَ أَكْرِمُ الْيَتِيْمَ، وَ أَكُوْنُ لَهُ كَالأَبِ الرَّحِيْمِ،

Dan Akulah Yang menyantuni anak yatim, seperti seorang ayah yang penuh kasih sayang,

 

وَ لِلأَرَامِلَ كَالزَّوْجِ الْعُطُوْفِ الشَّفُوْقِ،

Menyantuni para janda seperti seorang suami yang penuh kasih cinta dan perhatian,

 

فَمَنْ كَانَتْ هذِهِ صِفَتَهُ كُنْتُ مُجِيْبَا لَهُ،

Maka, barang siapa bersikap seperti ini, Aku pasti akan memenuhi segala permintaannya,

 

إِذَا دَعَانِيْ شَيْئًا أَسْتَجِيْبُهُ،

Jika ia berdoa kepada-Ku sesuatu, pasti Aku kabulkannya,

 

وَ إِذَا سَأَلَنِيْ أَعْطَيْتُهُ.

Dan jika ia meminta dari-Ku, Aku pasti penuhi segala permintaannya.

 

 

 

الْمَوْعِظَةُ الثَّامِنَةُ عَشَرَةَ

Peringatan Kedelapan Belas

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى:

Allah ta‘ālā berfirman:

 

يَا ابْنَ آدَمَ! إِلى مَنْ تَشْكُوْنِيْ وَ لَيْسَ لِمِثْلِيْ تَشْكُوْ؟

“Wahai anak-cucu Ādam! Kepada siapa lagi kamu akan mengadukan Diri-Ku, padahal tidak ada seorang pun dapat menerima pengaduan seperti Diri-Ku,

 

وَ إِلى مَتى تَنْسُوْنِيْ وَ لَمْ أَسْتَوْجِبْ مِنْكُمْ ذلِكَ؟

Sampai kapan engkau melupakan-Ku, padahal Aku sama sekali tidak pernah menuntut apa-apa dari mu,

 

وَ إِلى مَتى تَكْفُرُوْنِيْ وَ لَسْتُ بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيْدِ؟

Sampai kapan engkau kufur kepada-Ku, padahal Aku tidak pernah berbuat aniaya pada seorang hamba pun?

 

وَ إِلى مَتى تَجْحَدُ نِعْمَتِيْ؟

Sampai kapan engkau mengingkari nikmat-Ku?

 

وَ إِلى مَتى تَسْتَخِفُّ بِكِتَابِيْ وَ لَمْ أُكَلِّفْكَ مَا لاَ تُطِيْقُ؟

Sampai kapan engkau meremehkan kitab-Ku, padahal Aku tidak pernah membebankanmu (dengan suatu kewajiban yang) melebihi kemampuanmu?

 

وَ إِلى مَتى تَجْحَدُوْنِيْ وَ لَيْسَ لَكُمْ رَبٌّ غَيْرِيْ؟

Sampai kapan engkau menentang-Ku, padahal tidak ada Tuhan bagi engkau kecuali-Ku,

 

وَ إِذَا مَرِضْتُمْ فَأَيُّ طَبِيْبٍ مِنْ دُوْنِيْ يُشْفِيْكُمْ؟

Bila engkau sakit, dokter mana selain Aku yang dapat menyembuhkanmu?

 

فَقَدْ شَكَوْتُمُوْنِيْ وَ سَخِطْتُمْ قَضَائِيْ،

Sungguh, engkau selalu mengadu kepada-Ku, namun engkau selalu membenci qadha-Ku (ketentuan-Ku),

 

وَ أَنَا الَّذِيْ أَرْسَلْتُ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا فَقُلْتُمْ مُطِرْنَا بِهذَا النَّجْمِ،

Akulah yang menurunkan air hujan yang lebat dari langit, namun engkau selalu mengatakan: “Bintang ini yang menyebabkan turunnya hujan”,

 

فَقَدْ كَفَرْتُمُوْنِيْ وَ آَمَنْتُمْ بِالنَّجْمِ،

Saking karena itu, engkau telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang,

 

وَ أَنَا الَّذِيْ أَنْزَلْتُ عَلَيْكُمْ رَحْمَتِيْ قَدَرًا مَقْدُوْرًا مَكْيُوْلاً مَعْدُوْدًا مَوْزُوْنًا مَقْسُوْمًا،

Akulah yang menurunkan rahmat kepadamu menurut kadar yang sudah ditentukan, ditimbang, dihitung, ditakar dan dibagi-bagikan,

 

فَإِذَا جَاءَ أَحَدَكُمْ قُوْتَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ قَالَ: أَنَا بِشَرٍّ وَ لَسْتُ بِخَيْرٍ فَقَدْ جَحَدَ نِعْمَتِيْ،

Maka apabila salah seorang dari kalian memperoleh makanan untuk tiga hari, lalu ia berkata: “Aku ini tidak beruntung, dan tidak ada kebaikan bagiku”, maka dia telah mengingkari nikmat-Ku,

 

وَ مَنْ مَنَعَ الزَّكَاةَ مِنْ مَالِهِ فَقَدِ اسْتَخَفَّ بِكِتَابِيْ،

Barang siapa menolak untuk mengeluarkan zakat dari harta kekayaannya, sungguh, ia telah meremehkan kitab-Ku,

 

وَ إِذَا عَلِمَ بِوَقْتِ الصَّلاَةِ لَمْ يَفْرُغْ لَهَا فَقَدْ غَفَلَ عَنِّيْ!

Dan ketika dia tahu sudah tiba waktu shalat, namun dia tidak meluangkan waktu untuk menunaikannya, maka sungguh, dia telah melupakan-Ku!

 

 

 

 

الْمَوْعِظَةُ التَّاسِعَةُ عَشْرَةَ

Peringatan Kesembilan Belas.

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى: يَا بْنَ آدَمَ!

Allah ta‘ālā berfirman: “Wahai anak-cucu Ādam!

 

اِصْبِرْ وَ تَوَاضَعْ أَرْفَعُكَ،

Bersabarlah dan berendah dirilah, pasti Aku akan mengangkat derajatmu,

 

وَ اشْكُرْنِيْ أَزِدُكَ،

Bersyukurlah kepada-Ku, pasti Aku akan menambahkan (nikmat-Ku),

 

وَ اسْتَغْفِرْنِيْ أَغْفِرُ لَكَ،

Mohonlah ampunan dari-Ku, pasti Aku akan mengampunimu,

 

وَ إِذَا دَعَوْتَنِيْ أَسْتَجِيْبُ لَكَ،

Bila engkau berdoa pada-Ku, pasti Aku akan mengabulkannya,

 

وَ تُبْ إِلَيَّ أَتُبْ عَلَيْكَ،

Bertaubatlah kepada-Ku, pasti Aku akan menerima taubatmu,

 

وَ اسْأَلْنِيْ أَعْطِكَ،

Mintalah dari-Ku, pasti Aku berikan padamu,

 

وَ تَصَدَّقْ أُبَارِكُ لَكَ فِيْ رِزْقِكَ،

Bersedekahlah, pasti Aku akan memberkahi rezekimu,

 

وَ صِلْ رَحِمَكَ أَزِدُ فِيْ أَجَلِكَ،

Hubungkanlah tali persaudaraan, pasti Aku akan menambahkan umurmu,

 

وَ اطْلُبْ مِنِّي الْعَافِيَةَ بِطُوْلِ الصِّحَّةِ،

Mintalah kesehatan dari-Ku, sebuah kesehatan yang langgeng,

 

وَ السَّلاَمَةِ فِي الْوَحْدَةِ،

Dan keselamatan berada di dalam kesendirian,

 

وَ الإِخْلاَصِ فِي الرُّغْبَةِ،

Keikhlasan berada dalam penuh harap,

 

وَ الْوَرَعِ إِلَى اللهِ فِي التَّوْبَةِ،

Dan wara‘ (mawas diri) kepada Allah berada dalam bertaubat (merujuk kembali kepada Allah),

 

وَ الْغِنَاءِ فِي الْقَنَاعَةِ،

Dan kekayaan itu berada dalam bersahaja (senang dengan apa adanya),

 

يَا بْنَ آدَمَ! كَيْفَ تَطْمَعُ فِي الْعِبَادَةِ مَعَ الشَّبْعِ؟

Wahai anak-cucu Ādam! Bagaimana mungkin engkau berharap untuk beribadah dengan perut yang kenyang?

 

وَ كَيْفَ تَطْمَعُ فِيْ حُبِّ اللهِ مَعَ حُبِّ الْمَالِ؟

Bagaimana mungkin engkau berharap untuk mencintai Allah dengan tetap mencintai harta?

 

وَ كَيْفَ تَطْمَعُ فِي الْخَوْفِ مَعَ خَوْفِ الْفَقْرِ؟

Bagaimana mungkin engkau berharap untuk takut pada Allah dengan rasa takut pada kefakiran?

 

وَ كَيْفَ تَطْمَعُ فِي الْوَرَعِ مَعَ الْحِرْصِ عَلَى الدُّنْيَا؟

Bagaimana mungkin engkau berharap untuk bersikap wara‘ (menjaga diri) dengan tetap rakus pada dunia (kehidupan duniawi),

 

وَ كَيْفَ تَطْمَعُ فِيْ مَرْضَاةِ اللهِ بِغَيْرِ الْمَسَاكِيْنِ؟

Bagaimana mungkin engkau berharap untuk mendapatkan keridaan Allah tanpa (keridaan) orang-orang miskin,

 

وَ كَيْفَ تَطْمَعُ فِي الرِّضَا مَعَ الْبْخْلِ؟

Bagaimana mungkin engkau berharap untuk mendapatkan keridaan (Allah) dengan tetap bersikap bakhil?

 

وَ كَيْفَ تَطْمَعُ فِي الْجَنَّةِ مَعَ حُبِّ الدُّنْيَا وَ مَعَ الْمَدْحِ؟

Bagaimana mungkin engkau berharap untuk dapat masuk surga dengan tetap mencintai dunia serta suka dipuji?

 

وَ كَيْفَ تَطْمَعُ فِي السَّعَادَةِ مَعَ قِلَّةِ الْعِلْمِ؟

Bagaimana mungkin engkau berharap untuk meraih kebahagiaan dengan ilmu yang sedikit?

 



الْمَوْعِظَةُ الْعِشْرُوْن

Peringatan Kedua Puluh

 

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ!

Allah ta‘ālā berfirman: “Wahai manusia!,

 

لاَ عَيْشَ كَالتَّدْبِيْرِ،

Tidak ada kehidupan (yang sesempurna) seperti (sebuah kehidupan) yang begitu teratur, (yakni yang sesuai dengan aturan agama),

 

وَ لاَ وَرَعَ كَالْكَفِّ عَنِ الأَذى،

Tidak ada wara‘ (mawas diri) yang utama dari menahan diri dari segala sesuatu yang menyakitkan (diri dan orang lain),

 

وَ لاَ حُبَّ أَرْفَعُ مِنَ الأَدَبِ،

Tidak ada cinta yang lebih luhur dari adab (kesopanan),

 

وَ لاَ شَفِيْعَ كَالتَّوْبَةِ،

Tidak ada pemberi syafaat (yang lebih utama) dibanding taubat,

 

وَ لاَ عِبَادَةَ كَالْعِلْمِ،

Tidak ada ibadah (yang lebih utama) ketimbang ilmu (yang bermanfaat),

 

وَ لاَ صَلاَةَ كَالْخَشْيَةِ،

Tidak ada shalat seperti halnya rasa takut pada Allah,

 

وَ لاَ ظَفَرَ كَالصَّبْرِ،

Tidak ada kemenangan berarti seperti halnya kesabaran,

 

وَ لاَ سَعَادَةَ كَالتَّوْفِيْقِ،

Tidak ada kebahagiaan seperti mendapat taufik (pertolongan dari Allah),

 

وَ لاَ زَيْنَ أَزْيَنُ مِنَ الْعَقْلِ،

Tidak ada perhiasan yang lebih indah dari akal,

 

وَ لاَ رَفِيْقَ آنِسُ مِنَ الْحِلْمِ،

Tidak ada teman yang lebih ramah-tamah dari kehaliman (sopan santun),

 

يَا بْنَ آدَمَ! تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِيْ أَمْلأُ قَلْبَكَ غِنًى،

Wahai anak-cucu Ādam! Luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, pasti Aku akan memenuhi hatimu dengan kekayaan,

 

وَ أُبَارِكُ فِيْ رِزْقِكَ،

Dan Aku berikan berkah dalam rezekimu,

 

وَ أُحِلُّ فِيْ جِسْمِكَ رَاحَةً،

Aku berikan kesegaran pada jasadmu,

 

وَ لاَ تَغْفَلْ عَنْ ذِكْرِيْ،

Janganlah engkau lupa berzikir kepada-Ku,

 

فَإِنْ غَفَلْتَ أَمْلأُ قَلْبَكَ فَقْرًا،

Jika engkau melupakan-Ku, Aku akan mengisi hatimu (dengan rasa) kemiskinan,

 

وَ بَدَنَكَ تَعَبًا وَ نَصَبًا،

(membuat) badanmu merasa kepayahan dan kelelahan,

 

وَ صَدْرَكَ هَمَأً،

Dan (memenuhi) dadamu penuh dengan kesedihan,

 

وَ لَوْ أَبْصَرْتَ مَا بَقِيَ مِنْ عُمْرِكَ لَزَهِدْتَ فِيْمَا بَقِيَ مِنْ أَمَلِكَ.

Andaikata engkau memperhatikan usiamu yang masih tersisa, pasti engkau akan berhenti dari berangan-angan kosongmu,

 

يَا بْنَ آدَمَ! بِعَافِيَتِيْ قَوَيْتَ عَلى طَاعَتِيْ،

Wahai anak-cucu Ādam! Dengan kesehatan yang Aku berikan, (baru) engkau mampu (melakukan) ta‘at kepada-Ku,

 

وَ بِتَوْفِيْقِيْ أَدَّيْتَ فَرِيْضَتِيْ،

Dengan taufik-Ku (pertolongan-Ku), engkau mampu menunaikan kewajiban (yang Aku wajibkan atas dirimu),

 

وَ بِرِزْقِيْ قَوَيْتَ عَلى مَعْصِيَتِيْ،

Dengan rezeki-Ku lantas engkau mampu bermaksiat kepada-Ku,

 

وَ بِمَشِيَئَتِيْ تَشَاءُ مَا تَشَاءُ،

Dengan kehendak-Ku, engkau mampu menghendaki apa yang dikehendaki olehmu,

 

وَ بِإِرَادَتِيْ تُرِيْدُ مَا تُرِيْدُ لِنَفْسِكَ،

Dengan kemauan-Ku, engkau menginginkan apa yang diinginkan oleh dirimu,

 

وَ بِنِعْمَتِيْ قُمْتَ وَ قَعَدْتَ وَ رَجَعْتَ،

Dengan nikmat-Ku, engkau berdiri, duduk dan pulang kembali,

 

وَ بِكَنَفِيْ أَمْسَيْتَ وَ أَصْبَحْتَ،

Dengan perlindungan-Ku, engkau dapat menjalani hidupmu pagi dan sore (setiap hari),

 

وَ فِيْ فَضْلِيْ عِشْتَ،

Dalam karunia-Ku, engkau hidup,

 

وَ فِيْ نِعْمَتِيْ تَقَلَّبْتَ،

Dalam nikmat-Ku, hatimu berbolak-balik,

 

وَ بِعَافِيَتِيْ تَجَمَّلْتَ،

Dan dengan kesehatan yang Aku berikan, engkau mempertampan dirimu,

 

ثُمَّ تَنْسَانِيْ وَ تَذْكُرُ غَيْرِيْ،

Kemudian, engkau melupakan-Ku dan hanya mengingat selain Aku,

 

فَلِمَ لاَ تُؤَدِّيْ حَقِّيْ وَ شُكْرِيْ

Mengapa engkau tidak menunaikan hak-Ku (atasmu) dan bersyukur kepada-Ku?